Junta Myanmar Ajukan Permohonan Bantuan Asing Terkait Topan Yagi

Petugas mengevakuasi warga dari area terdampak banjir yang dipicu terjangan Topan Yagi di Myanmar. (Myanmar Fire Service Department)

Junta Myanmar Ajukan Permohonan Bantuan Asing Terkait Topan Yagi

Willy Haryono • 14 September 2024 13:57

Naypyidaw: Pimpinan junta Myanmar mengajukan permintaan bantuan asing pada hari Sabtu, 14 September 2024, setelah Topan Yagi menerjang negara tersebut, menurut laporan kantor berita lokal yang dikutip surat kabar Global New Light of Myanmar.

Banjir mematikan melanda Myanmar pada hari Jumat setelah Topan Yagi melanda Tiongkok, Vietnam, Laos, dan Thailand.

Di Myanmar, junta mengatakan lebih dari 235.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka.

Secara keseluruhan, sekitar 300 orang telah tewas sejak Topan Yagi menerjang daratan Asia akhir pekan lalu, membawa sejumlah besar hujan ke beberapa negara.

Dalam laporan berbahasa Inggris, surat kabar milik pemerintah New Light of Myanmar melaporkan bahwa Jenderal Min Aung Hlaing mengunjungi daerah terdampak dan "mendesak para pejabat untuk melanjutkan tindakan penyelamatan dan bantuan secepat mungkin dengan kekuatan penuh."

Instruksinya juga mencakup seruan kepada pejabat Myanmar untuk "menghubungi negara-negara asing untuk menerima bantuan penyelamatan dan pertolongan yang akan diberikan kepada para korban."

Truk-truk militer membawa perahu penyelamat kecil ke area terdampak banjir di sekitar ibu kota Naypyidaw, pada hari Sabtu, menurut wartawan AFP di tempat kejadian.

Media pemerintah mengatakan banjir di daerah sekitar ibu kota telah menyebabkan tanah longsor yang telah menghancurkan menara listrik, bangunan, jalan, jembatan, dan rumah-rumah.

Militer Myanmar sebelumnya telah memblokir atau menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri. Tahun lalu, militer menangguhkan otorisasi perjalanan bagi kelompok-kelompok bantuan yang mencoba menjangkau sekitar satu juta korban Siklon Mocha yang melanda bagian barat Myanmar.

Saat itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keputusan junta sebagai sesuatu yang "tidak masuk akal." Lebih dari 2,7 juta orang telah mengungsi di Myanmar akibat konflik yang dipicu kudeta junta pada tahun 2021.

Baca juga:  Jumlah Korban Tewas Akibat Topan Yagi di Vietnam Dekati 200

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)