WHO Serukan Vaksinasi Tertarget untuk Mpox Tanpa Lockdown

Ilustrasi penyakit cacar. (Freepik)

WHO Serukan Vaksinasi Tertarget untuk Mpox Tanpa Lockdown

Medcom • 21 August 2024 15:17

Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan penerapan "vaksinasi tertarget” dalam upaya mengatasi penyebaran virus mpox atau cacar monyet, bukan vaksinasi massal. Langkah ini dinilai lebih efektif karena Mpox lebih mudah dikendalikan dibandingkan dengan virus lain seperti Covid-19, menurut WHO.

“Vaksinasi massal tidak direkomendasikan; itu sangat penting. Vaksinasi harus ditargetkan pada daerah-daerah di mana virus tersebut menyebar,” ujar juru bicara WHO, Margaret Harris, dalam wawancara dengan Anadolu Agency, Selasa, 20 Agustus 2024.

Harris menjelaskan keprihatinannya terhadap penyebaran virus yang cepat dan adanya jenis virus baru, Clade 1b. Ia juga menjelaskan bahwa virus mpox memiliki dua jenis genetik, yakni Clade 1 dan Clade 2, dengan Clade 1b yang muncul tahun lalu menjadi perhatian khusus karena penyebarannya yang cepat dan tingkat kematian yang tinggi, terutama di kalangan anak-anak.

“Virus inilah yang kami khawatirkan karena penularannya sangat cepat. Virus ini juga memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, terutama di kalangan anak-anak,” ujar Harris.

WHO mencatat peningkatan kasus mpox di tahun 2024 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, selain di Republik Demokratik Kongo bagian timur, virus ini juga telah menyebar ke Burundi, Rwanda, Uganda, dan Kenya. Harris menyoroti bahwa anak-anak dan individu dengan infeksi cacar dan HIV lebih rentan mengalami kondisi parah akibat Mpox, bahkan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Sang jubir WHO itu menjelaskan bahwa orang yang terinfeksi virus cacar air akan mengalami gejala seperti ruam kulit dan demam, sehingga memerlukan pengobatan antipiretik dan pereda nyeri untuk mengatasi gejala tersebut. Dia juga menekankan pentingnya perawatan medis yang tepat serta isolasi diri untuk mencegah penularan dan infeksi lain selama proses penyembuhan.

Vaksinasi yang dikembangkan untuk cacar terbukti efektif melawan mpox. Harris mengatakan bahwa vaksin ini direkomendasikan untuk diberikan kepada mereka yang terpapar virus dalam waktu empat hari setelah kontak, serta kepada petugas kesehatan di “daerah-daerah di mana ada pandemi yang sedang berlangsung” atau dengan wabah aktif.

Eropa Utara, Amerika Serikat, dan Jepang memiliki sumber daya yang baik untuk stok vaksin, ujarnya, seraya menambahkan bahwa saat ini mereka sedang bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki stok dan produsen vaksin untuk meningkatkan produksi dan memastikan bahwa stok tersebut menjangkau daerah-daerah yang membutuhkan.

Juru bicara WHO menjelaskan bahwa meskipun virus cacar air adalah virus aktif yang dapat dihentikan dengan mudah, hal ini memerlukan identifikasi cepat terhadap penderita, kontak yang terjaga, serta penerapan langkah isolasi.

Dia menekankan bahwa lockdown tidak diperlukan dalam menghadapi wabah ini, tetapi diperlukan pengawasan ketat dan diagnosa laboratorium yang baik untuk mengontrol penyebarannya. Harris juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik seperti saat menghadapi COVID-19, karena virus ini memiliki karakteristik dan cara penyebaran yang berbeda.

Harris menjelaskan bahwa Mpox menyebar melalui kontak fisik dekat, bukan melalui udara seperti COVID-19, sehingga lebih mudah dihentikan. “Namun, kami tidak ingin hal ini menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pandemi, karena, sekali lagi, hal ini akan memberikan tekanan pada sistem kesehatan. Itulah alasan untuk menyebut keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional untuk mencegah pandemi.

“Tentu saja, itulah mengapa kita memiliki perjanjian pandemi yang sedang kita coba selesaikan dan sepakati kembali. Setiap kali kita mengalami situasi seperti itu, kita memiliki sistem yang dapat bekerja dengan sangat cepat dan menghentikan ancaman agar tidak menjadi pandemi,” tambahnya menjelaskan bahwa tantangan global adalah memastikan distribusi vaksin ke wilayah yang membutuhkan.

Harris menunjukkan bahwa Pakistan dan Swedia telah melaporkan kasus cacar air, menyoroti pentingnya kedua negara ini mendeteksi dan melaporkan kasus dengan cepat.

Ia juga menyoroti pentingnya negara-negara melaporkan kasus secara transparan, karena transparansi ini berkontribusi dalam memerangi penyakit ini. (Shofiy Nabilah)

Baca juga:  Wabah Mpox Sebabkan Kematian Satu Warga di Pantai Gading

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)