Ilustrasi. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 11 October 2024 08:51
Jakarta: Harga minyak ditutup lebih tinggi pada hari Kamis, setelah dua hari mengalami penurunan tajam karena badai besar menghantam Florida.
Bencana itu mengganggu operasi minyak yang diperkirakan akan membatasi pasokan minyak mentah domestik dalam beberapa minggu mendatang.
Melansir Investing.com, pada pukul 14.30 WIB (1830 GMT), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 3,6 persen dan menetap di USD75,85 per barel, sementara minyak berjangka Brent naik 3,7 persen menjadi USD79,44 per barel.
Kedua kontrak tersebut telah melemah sekitar 5 persen selama dua sesi terakhir, dengan kekhawatiran permintaan yang terus menopang prospek fundamental
Milton menghantam Florida
Di AS, badai Milton telah mendarat di Florida, dan meskipun badai ini sebagian besar menghindari infrastruktur minyak di Teluk Meksiko, badai ini telah mengganggu transportasi serta pengiriman minyak dan diperkirakan akan merusak infrastruktur perminyakan di Florida.
“Laporan terbaru menunjukkan bahwa Chevron (NYSE: CVX) menutup terminal pengimporan bahan bakarnya di pelabuhan Tampa saat Badai Milton mendekati pantai Florida. Langkah ini merupakan langkah pencegahan karena perusahaan menghentikan produksi menjelang badai,” kata para analis di ING, dalam sebuah catatan.

Ilustrasi. Foto: Freepik
Ketegangan Timur Tengah masih berlanjut
Permusuhan antara Israel, Hamas, dan Hizbullah terus berlanjut, dengan hari Senin menandai satu tahun sejak perang dideklarasikan.
Laporan-laporan bahwa Hizbullah mendorong gencatan senjata telah memukul pasar minyak pada awal pekan ini, meskipun tanda-tanda dialog masih terbatas.
Kekhawatiran akan gangguan pada suplai minyak, karena perang yang lebih besar di Timur Tengah, menjadi pendorong utama pada harga minyak selama minggu lalu, setelah Iran meluncurkan serangan ke Israel.
Para trader pun masih tetap gelisah atas potensi eskalasi konflik, terutama jika Israel menyerang fasilitas minyak Iran.
Stimulus RRT
Pasar menunggu sinyal lebih lanjut mengenai langkah-langkah stimulus RRT, setelah sejumlah langkah stimulus moneter dari negara tersebut sebagian besar gagal.
Para pejabat RRT mengatakan bahwa mereka akan mengadakan sebuah konferensi pers pada hari Sabtu ini untuk menguraikan rencana-rencana untuk stimulus fiskal yang lebih besar.
Seperti diketahui, negara ini adalah importir minyak terbesar di dunia, dan sedang berjuang untuk menopang pertumbuhan ekonomi.