Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani. (Dok. Kemenlu RI)
Marcheilla Ariesta • 8 October 2024 06:46
Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI kembali menggelar Forum Bisnis Indonesia-South and Central Asia (INASCA). Forum bisnis ini berhasil mencetak 50 kesepakatan bisnis dan investasi senilai USD8,33 miliar (sekitar Rp129,6 triliun).
Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Nugraha Mansury menegaskan, transaksi bisnis besar ini merupakan langkah maju dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tengah.
“Ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan dan perluasan akses pasar bagi bisnis Indonesia dan kawasan ini," ujar Pahala di Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024.
Dalam forum tersebut, sektor energi memberikan kontribusi terbesar dengan transaksi mencapai USD4,55 miliar, diikuti otomotif sebesar USD2,1 miliar, dan kesehatan sebesar USD128 juta.
Dharshini Sheamalee Wickramasingha Weerasekera, CEO Ceylon Biscuits Limited, memuji INASCA sebagai langkah awal untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Asia Selatan serta Tengah.
"Indonesia adalah negara yang sangat menjanjikan dan memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong utama ekonomi di kawasan ini," ungkapnya.
Bagi perusahaan Indonesia, forum ini menjadi pintu masuk untuk menembus pasar Asia Selatan dan Tengah. Kukuh Roxa, CEO Pandawa Agri Indonesia, yang baru saja menandatangani MoU dengan Oneemto Pvt Ltd dari Sri Lanka, melihat potensi pasar yang besar untuk produk pupuk organik di kawasan tersebut, yang diperkirakan mencapai Rp100 miliar.
Di pihak lain, salah satu perusahaan Fintech terkemuka India, Paytm yang ikut INASCA juga mencapai kesepakatan dengan perusahaan start-up Indonesia, Flip untuk investasi pendanaan sebesar USD100 Juta.
“Kolaborasi di sektor pariwisata antara Indonesia dan Asia Selatan serta Tengah dapat mendorong peningkatan perdagangan dan investasi di masa depan,” ujar CEO Paytm, Vijay Shekhar Sharma.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani, menjelaskan bahwa Forum ini mencakup berbagai panel diskusi, penjajakan kerjasama bisnis dan pameran.
Diskusi panel utama bertema "Strategic Outlook and Opportunities of Cooperation in South and Central Asia" menghadirkan pakar-pakar dari berbagai bidang, termasuk Dr. Yayan G.H. Mulyana, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemenlu RI, dan Kasimov Ilzat Ablakhatovich, Deputy Minister,Ministry of Investment, Industry, and Trade Uzbekistan.
Forum juga menampilkan diskusi tematik yang menggarisbawahi potensi kerjasama di sektor-sektor strategis tentang ketahanan energi dan infrastruktur, pangan dan kesehatan; serta pariwisata dan jasa.
Ketiga diskusi panel temaik tersebut mengulas potensi investasi di sektor energi, termasuk energi terbarukan seperti bioenergy dan geothermal; potensi industri kelapa sawit dan farmasi Indonesia dalam rantai pasok global, serta kolaborasi di sektor pangan.
Dalam panel tentang pariwisata, diskusi membahas upaya memperkuat konektivitas antarwilayah, promosi pariwisata, dan peningkatan investasi di sektor jasa dan infrastruktur pariwisata.
Forum INASCA bukan hanya menjadi platform promosi ekonomi Indonesia, tetapi juga wadah strategis dua arah yang mendukung pengembangan kerjasama ekonomi di kawasan Asia Selatan dan Tengah.
Rencananya, INASCA akan terus dilaksanakan setiap tahun sebagai upaya memperkokoh hubungan perdagangan, investasi, dan kerjasama strategis antara Indonesia dan kawasan Asia Selatan dan Tengah.
Dengan total transaksi yang signifikan dan prospek kerjasama yang menjanjikan, INASCA diharapkan menjadi pilar penting dalam memperluas hubungan ekonomi Indonesia ke wilayah tersebut.
Baca juga: Sasar Pasar Potensial di Asia Tengah dan Selatan, Kemenlu Gelar INASCA 2024