Kemenlu Jawab Isu 'Diplomat Titipan' yang Disebut Tak Lewati Proses Rekrutmen

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Kemenlu RI)

Kemenlu Jawab Isu 'Diplomat Titipan' yang Disebut Tak Lewati Proses Rekrutmen

Marcheilla Ariesta • 27 December 2023 19:13

Jakarta: Isu 'diplomat titipan' sempat muncul dalam debat calon wakil presiden pada 22 Desember lalu. Disebutkan bahwa ada sejumlah orang yang bisa menjadi diplomat tanpa proses rekrutmen, melainkan 'dititipkan' seseorang untuk masuk ke Kementerian Luar Negeri RI.

Merespons hal ini, Kemenlu RI angkat suara. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan jika Kemenlu adalah salah satu dari yang terbaik dan sangat transparan dalam rekrutmen para calon diplomat.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan mengatakan, diplomat merupakan salah satu jabatan fungsional keahlian yang pengampunya adalah Kementerian Luar Negeri.

"Kalau rekrutmen diplomat mengikuti rekrutmen CPNS nasional, tapi yang membedakan di Kemenlu ada dua faktor. Kami menambah tes bahasa dan tes psikologi," kata Cecep dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Rabu, 27 Desember 2023.

Cecep menjelaskan, tes bahasa perlu dilakukan karena tugas mereka yang juga mengharuskan penggunaan bahasa asing selain bahasa Indonesia. Sedangkan psikotes dilakukan karena menginginkan diplomat memiliki kepribadian mumpuni dan ajeg.

Cecep juga menyatakan, dalam sesi wawancara tidak hanya dari Kemenlu yang melakukan proses tersebut, tapi juga melibatkan akademisi, expert dari pihak ketiga. "Karena kita ingin transparan," tegasnya.

Sejak 2008, sistem rekrutmen Kemenlu sudah mendapat standar ISO 9001. Standar itu sampai tahun ini terus dilakukan.

Pada 22 Desember lalu, dalam debat kedua, cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD mengatakan jika kapasitas diplomat Indonesia saat ini berbeda dengan zaman dulu.

"Saya kira sistem rekrutmen diplomat harus ditinjau ulang, dulu diplomat kita bagus, sekarang ini kadang kala titipan partai, kalau belum dari partai belum masuk itu tidak disahkan oleh DPR," kata Mahfud.

Menurutnya, para diplomat Indonesia tidak mengerti dasar-dasar diplomasi dengan baik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)