Gelombang Kekerasan Bayangi Proses Pemungutan Suara di Amerika Serikat

Tempat pemungutan suara Amerika Serikat. Foto: Anadolu

Gelombang Kekerasan Bayangi Proses Pemungutan Suara di Amerika Serikat

Fajar Nugraha • 4 November 2024 11:58

Washington: Pemilu di Amerika Serikat (AS) diwarnai serangkaian insiden kekerasan dan ancaman yang menyasar proses pemungutan suara selama minggu terakhir. Para ahli ekstremisme memperingatkan bahwa aksi-aksi ini sering kali bertujuan untuk menyebarkan ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap integritas pemilu serta mengganggu fungsi demokrasi. 

Meski demikian, para pejabat pemilu memastikan keamanan tetap terjaga, dan pemilih diminta untuk tidak gentar menghadapi ancaman yang jarang terjadi ini.

Linimasa Kekerasan Pemilu

Pihak berwenang di Arizona menangkap Jeffrey Michael Kelly pada 23 Oktober, atas dugaan pengumpulan senjata dan amunisi untuk persiapan serangan besar-besaran.

Kelly dituduh menembaki kantor kampanye Partai Demokrat sebanyak tiga kali, yang mengakibatkan penutupan sementara kantor tersebut. Selain itu, ia dilaporkan memasang tanda mencurigakan di luar rumahnya.

Insiden lain terjadi di Texas pada 24 Oktober, di mana Jesse Lutzenberger, 63 tahun, diduga menyerang petugas pemilu setelah diminta melepas topi bertuliskan ‘Make America Great Again’ (MAGA), yang merupakan simbol politik yang dilarang di tempat pemungutan suara. Lutzenberger diduga meninju petugas tersebut setelah diminta untuk kedua kalinya melepas topinya.

Edward Cieri Jr pada 26 Oktober 2024 di Pennsylvania menghadapi dakwaan setelah mengancam akan menembak dan meledakkan kantor Partai Republik di Montgomery County. Cieri dilaporkan menelepon kantor tersebut dan mengancam seorang petugas setelah percakapan tegang.

Sementara itu, pembakaran kotak surat suara di Oregon dan Washington pada 28 Oktober turut menambah kekhawatiran. Kebakaran di Vancouver, Washington, menghanguskan ratusan surat suara, meskipun petugas berhasil menyelamatkan beberapa di antaranya. 

Di Portland, sistem pemadam di dalam kotak berhasil mencegah kerusakan besar. Perangkat pembakar di dua lokasi tersebut ditemukan bertuliskan "Free Gaza," namun pihak berwenang masih menyelidiki motif pelaku.

Seorang remaja berusia 18 tahun di Neptune Beach, Florida, mengancam pemilih dengan mengayunkan parang. Saksi menyebut pria tersebut mendekati seorang wanita tua sambil mengangkat parang di atas kepalanya, menimbulkan ketakutan.

Dengan mengenakan topi bertuliskan "Let’s Go Brandon", seorang pria di South Carolina terlibat perkelahian dengan petugas pemilu setelah memaki petugas yang memintanya melepas atribut politik. Pria tersebut mengalami luka di bawah mata kirinya dalam insiden tersebut.

Para ahli mencatat bahwa tren kekerasan ini mencerminkan polarisasi politik yang semakin intensif di Amerika Serikat, dan menyerukan tindakan tegas untuk melindungi pemilih serta proses demokrasi. Pejabat pemilu menegaskan bahwa keamanan tetap menjadi prioritas, dan masyarakat diimbau untuk tetap berpartisipasi tanpa rasa takut. (Angel Rinella)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)