Pembelot Korsel Kembali Terbangkan Balon Berisi Selebaran Anti-Rezim ke Korut

Korea Selatan dan Korea Utara saling kirim balon berisi propaganda. Foto: South Korea Joint Chief of Staff

Pembelot Korsel Kembali Terbangkan Balon Berisi Selebaran Anti-Rezim ke Korut

Marcheilla Ariesta • 21 June 2024 16:27

Seoul: Kelompok pembelot Korea Utara (Korut) mengatakan, mereka mengirimkan selebaran anti-rezim tambahan melintasi perbatasan pada Kamis malam. Hal ini meningkatkan kekhawatiran di Seoul bahwa Pyongyang mungkin akan kembali mengirimkan balon berisi kotoran sebagai pembalasan.
 
Sebanyak 20 balon besar yang membawa selebaran diluncurkan dari Paju, Gyeonggi, antara pukul 21.00-22.00 malam, menurut Pejuang Pembebasan Korea Utara (FFNK), sebuah kelompok aktivis yang dipimpin oleh pembelot Korea Utara Park Sang-hak.
 
Selebaran tersebut bertuliskan “Tanah Korea yang indah, satu-satunya tanah air ‘Korea’ dengan 80 juta penduduk, mencintai warga Korea Utara.”
 
Juga terpasang USB drive yang berisi drama populer Korea Selatan "Winter Sonata," musik trot oleh penyanyi Lim Young-woong dan uang satu dolar.
 
Ketua FFNK mengatakan, dia akan terus mengirimkan “surat cinta, kebebasan dan kebenaran” ini sampai pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meminta maaf karena mengirimkan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
 
Meskipun pegawai negeri Paju muncul di lokasi kejadian setelah adanya laporan bahwa ada penyebaran selebaran, mereka tidak ikut campur dan membiarkan kelompok tersebut melanjutkan kegiatannya.
 
Dilansir dari Joongang Daily, Jumat, 21 Juni 2024, selebaran terbaru ini terjadi setelah Pyongyang baru-baru ini meluncurkan sekitar 1.000 balon berisi sampah ke Korea Selatan, yang digambarkan sebagai respons terhadap selebaran anti-Pyongyang.
 
FFNK telah mengirimkan selebaran propaganda yang mengkritik rezim Korea Utara dua kali tahun ini, pada 10 Mei dan 6 Juni. Selebaran lainnya dikirim oleh Front Pembebasan Rakyat Korea Utara, sebuah kelompok paramiliter yang terdiri dari mantan tentara Korea Utara yang bertujuan untuk menggulingkan rezim Kim, pada 7 Juni.
 
Dari 28 Mei hingga 9 Juni, Korea Utara mengirimkan balon-balon berisi kotoran dan mengancam akan mengirimkan "beberapa puluh kali lipat jumlah kotoran" sebagai tanggapan atas selebaran lebih lanjut dari Korea Selatan.
 
Menanggapi tindakan Korea Utara, pemerintah Korea Selatan melanjutkan siaran pengeras suara pada 9 Juni setelah jeda enam tahun, tetapi menonaktifkannya setelah pengumuman Korea Utara tentang penghentian sementara penggunaan balon.
 
Beberapa analis berpendapat bahwa tindakan pembalasan Korea Utara yang terkendali mungkin merupakan upaya untuk mengelola ketegangan antara kedua Korea menjelang kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara.
 
Pada Rabu, Putin dan Kim menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang komprehensif pada pertemuan puncak di Pyongyang.
 
Masih harus dilihat apakah kepergian pemimpin Rusia tersebut akan memicu Korea Utara untuk melanjutkan pengiriman balon.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)