ADB: Pembuat Kebijakan Perhatikan Risiko yang Menghambat Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

ADB: Pembuat Kebijakan Perhatikan Risiko yang Menghambat Pertumbuhan Ekonomi

Annisa Ayu Artanti • 17 July 2024 13:21

Manila: Pembuat kebijakan di negara-negara Asia-Pasifik disarankan untuk memperhatikan sejumlah risiko yang dapat berdampak terhadap ekonomi kawasan dan masing-masing negara.

Kepala Ekonom Asian Development Bank (ADB) Albert Park mengatakan, ekonomi di Asia-Pasifik pascapandemi naik terutama didorong oleh permintaan domestik. Ekspor yang kembali meningkat itu membantu menggerakkan pertumbuhan ekonomi kawasan ini.

Adapun kuatnya permintaan global akan barang elektronik, terutama semikonduktor untuk aplikasi teknologi tinggi dan kecerdasan buatan, meningkatkan ekspor dari sejumlah perekonomian Asia.

"Fundamental kawasan ini masih kuat, tetapi para pembuat kebijakan tetap perlu memperhatikan sejumlah risiko yang dapat berdampak terhadap proyeksi ini, mulai dari ketidakpastian terkait hasil pemilu di perekonomian besar, sampai keputusan penetapan suku bunga dan ketegangan geopolitik," jelas dia dalam siaran pers, Rabu, 17 Juli 2024.

ADB menaikkan prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini bagi kawasan Asia yang sedang berkembang dan Pasifik menjadi 5,0 persen dari proyeksi sebelumnya 4,9 persen.

 
Baca juga: 

Ekonomi RI Bakal Tumbuh 5% di 2024, Lebih Bagus Dibanding Negara Maju Dunia

Alasan menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi

Pertimbangan menaikkan proyeksi pertumbuhan itu terjadi seiring peningkatan ekspor regional yang melengkapi permintaan domestik yang masih kuat. Sementara prakiraan pertumbuhan tahun depan dipertahankan pada 4,9 persen.
 
Inflasi diperkirakan akan melambat ke 2,9 persen tahun ini di tengah meredanya tekanan harga pangan global dan berlanjutnya pengaruh suku bunga yang lebih tinggi.
 
"Sebagian besar Asia dan Pasifik merasakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan paruh kedua tahun lalu," ujar dia.
 
Dia juga mengatakan, meskipun inflasi di kawasan ini secara keseluruhan sudah melambat menuju tingkat pra-pandemi, tekanan harga masih cukup tinggi di sejumlah perekonomian.

Inflasi harga pangan masih tinggi di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Pasifik, sebagian akibat cuaca buruk dan pembatasan ekspor pangan yang dilakukan beberapa perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi kawasan

Prakiraan pertumbuhan bagi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), perekonomian terbesar kawasan ini, dipertahankan pada 4,8 persen tahun ini.

Berlanjutnya pemulihan konsumsi jasa dan ekspor yang lebih kuat daripada perkiraan, serta kegiatan industri, mendukung pertumbuhan ini, bahkan di tengah kesulitan sektor properti RRT yang belum juga stabil.

Pemerintah memperkenalkan sejumlah langkah kebijakan tambahan pada bulan Mei untuk mendukung pasar properti.
 
Proyeksi untuk India, perekonomian dengan pertumbuhan tercepat di kawasannya, juga tidak berubah pada 7,0 persen untuk tahun fiskal 2024. Sektor industri India diproyeksikan akan tumbuh mantap, didorong oleh manufaktur dan permintaan kuat di sektor konstruksi.

Pertanian diperkirakan meningkat kembali di tengah prakiraan musim hujan dengan curah hujan yang lebih tinggi daripada normal, sedangkan permintaan investasi masih kuat, yang dipimpin oleh investasi publik.
 
Untuk Asia Tenggara, prakiraan pertumbuhan dipertahankan pada 4,6 persen tahun ini di tengah perbaikan yang kuat baik pada permintaan domestik maupun eksternal.

Proyeksi tahun ini untuk Kaukasus dan Asia Tengah naik menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 4,3 persen, sebagian didorong oleh pertumbuhan yang lebih kuat daripada perkiraan di Azerbaijan dan Republik Kirgiz.
 
Sementara di Pasifik, proyeksi pertumbuhan untuk 2024 dipertahankan pada 3,3 persen, yang didorong oleh pariwisata dan belanja infrastruktur, bersamaan dengan bangkitnya lagi kegiatan pertambangan di Papua Nugini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)