Sekelompok dokter berunjuk rasa mengecam kebijakan pemerintah di Seoul, Korea Selatan, Februari 2024. (EPA)
Willy Haryono • 21 April 2024 12:04
Seoul: Badan dokter terkemuka di Korea Selatan pada hari Sabtu kemarin menolak revisi rencana reformasi medis dari pemerintah, yang versi awalnya memicu aksi mogok massal sekitar dua bulan lalu.
Pemogokan yang dilakukan ribuan calon dokter atau dokter muda telah menyebabkan kekacauan di sejumlah rumah sakit Korea Selatan. Aksi tersebut merupakan respons terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 orang mulai tahun depan.
Jumat lalu, Pemerintah Korsel menawarkan konsesi pertamanya, yaitu mengizinkan 32 universitas menerima sedikitnya 1.000 mahasiswa kedokteran, bukan 2.000 dari usul semula. Namun, Asosiasi Medis Korea (KMA) mengatakan rencana tersebut harus dibatalkan seluruhnya dalam waktu sepekan.
"Karena ini bukan solusi mendasar, komite darurat Asosiasi Medis Korea dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak dapat menerimanya," kata Kim Sung-geun, juru bicara KMA, kepada wartawan.
"Demi masa depan negara kami dan untuk melindungi kesehatan pasien yang saat ini menderita, kami meminta presiden untuk membahas hal ini lagi dari awal," sambungnya, mengutip dari laman macaubusiness pada Minggu, 21 April 2024.
Kim mengatakan masih ada "satu minggu tersisa" bagi pemerintah untuk menemukan solusinya.
Pemerintah Korsel mengeklaim rencana penerimaan mahasiswa kedokteran dapat mengurangi masalah kekurangan dokter di masyarakat yang semakin menua. Namun para profesional medis mengatakan hal tersebut hanya akan mengurangi kualitas pendidikan dan layanan kesehatan.
Aksi mogok kerja para dokter Korsel yang dimulai pada 20 Februari telah memaksa sejumlah rumah sakit membatalkan perawatan dan operasi penting.
Selain para dokter magang, yang memainkan peran penting dalam prosedur darurat dan operasi di rumah sakit umum, lebih dari 50 persen mahasiswa kedokteran di Korsel juga telah mengajukan cuti, menurut data kementerian pendidikan.
KMA memperingatkan bahwa jika pemerintah tidak mengalah, mahasiswa kedokteran kemungkinan akan terpaksa mengulang satu tahun lagi, dokter senior di rumah sakit umum akan mulai mengundurkan diri pada tanggal 25 April, dan sistem layanan kesehatan negara bisa "runtuh."
Baca juga: Korsel Kecam 'Kartel' yang Picu Aksi Mogok Kerja Dokter Selama Sebulan Lebih