Direktur IAEA Rafael Grossi. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 16 April 2024 12:19
Kyiv: Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina nyaris mengalami kecelakaan karena serangan baru-baru ini terhadap pembangkit listrik tersebut. Hal ini disampaikan kepala badan pengawas nuklir PBB.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan-serangan yang terjadi selama seminggu terakhir. “Namun, mustahil saat ini untuk membuktikan siapa dalang serangan tersebut,” kata kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, dikutip dari Malay Mail, Selasa, 16 April 2024.
Fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia telah diduduki oleh pasukan Rusia tak lama setelah invasi mereka dimulai pada Februari 2022. Tempat ini telah ditutup sejak tahun itu di tengah seringnya serangan penembakan.
Pabrik tersebut telah mengalami serangkaian serangan drone sejak 7 April, yang merupakan serangan langsung pertama terhadap pabrik tersebut sejak November 2022.
“Serangan-serangan sembrono ini harus segera dihentikan,” kata Grossi pada pertemuan Dewan Keamanan PBB.
“Meskipun, untungnya, hal tersebut tidak menyebabkan insiden radiologi kali ini, hal tersebut secara signifikan meningkatkan risiko di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, di mana keselamatan nuklir sudah terancam,” lanjut Grossi, yang lembaganya memiliki staf yang ditempatkan di fasilitas tersebut.
Dia mengatakan, serangan itu menjadi preseden yang sangat berbahaya karena struktur pengurung reaktor terkena dampaknya. Ketika ditanya tentang pelaku serangan, Grossi mengatakan “sangat mustahil” untuk memastikannya.
Serangan-serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan drone, sebuah perangkat yang memiliki lintasan yang beragam. “Dan drone dapat diperoleh hampir di mana saja,” kata Grossi.
Dia sebelumnya mengatakan bahwa perang selama dua tahun sangat membebani keselamatan nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Pasalnya, setiap satu dari tujuh pilar keselamatan dan keamanan nuklir IAEA telah dikompromikan.
“Kita tidak bisa hanya berdiam diri dan menyaksikan bobot akhir mencapai skala yang sangat seimbang,” Grossi memperingatkan.
“Kita semakin dekat dengan kecelakaan nuklir. Kita tidak boleh membiarkan rasa berpuas diri dan membiarkan peran dadu menentukan apa yang terjadi besok,” katanya.
“Risiko kecelakaan besar tetap ada meski reaktor dimatikan,“ pungkas Grossi.
Baca juga: PLTN Zaporizhzhia Diserang Drone, IAEA Khawatirkan 'Bencana Nuklir'