Menara BNI. Foto: Dokumen BNI
Annisa ayu artanti • 6 November 2023 12:29
Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis target kredit tahun ini tercapai dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang positif.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menjabarkan, hal tersebut terlihat dari data pada September 2023, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit 7,8 persen secara tahunan (year on year/YoY) terutama berasal dari segmen korporasi dan segmen konsumer.
Perseroan optimistis kredit dapat tumbuh sesuai target perseroan sebesar 7 persen hingga 9 persen di akhir tahun 2023.
"Kami yakin momentum pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut di periode akhir tahun sehingga kami akan tetap dapat mencapai pertumbuhan kredit sesuai target guna mendorong percetakan laba yang optimal," kata Novita dalam keterangan tertulis, Senin, 6 November 2023.
Lebih lanjut, Novita menambahkan strategi yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit BNI di antaranya dengan tetap fokus menyasar korporasi blue chip dan regional champion, optimalisasi produk melalui value chain, dan fokus ekspansi pada sektor prospektif.
Baca juga: Kredit Kantor Luar Negeri BNI Tumbuh 10,8%
BNI juga akan berfokus pada beberapa sektor ekonomi yang prospektif dan resilient yang dapat meningkatkan pertumbuhan kredit, di antaranya adalah manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam. BNI pun akan fokus untuk mendukung green loan yang akan menjadi prioritas ke depannya.
"Kami memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun, yaitu perusahaan blue chip dari berbagai sektor ekonomi yang prospektif," ucap dia.
Adapun Novita menyampaikan, penyaluran kredit BNI terus mengalami akselerasi di kuartal III 2023 yaitu tumbuh 3,2 persen dari posisi Juni atau Quarter on Quarter (QoQ), lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,6 persen QoQ.
Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi hingga September tahun ini sebesar 7,8 persen YoY.
"Akselerasi kredit ini dilakukan dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian di mana sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, dan kredit konsumer, serta dua Perusahaan Anak yaitu hibank dan BNI Finance," jelas dia.