Ilustrasi BNI. Foto: MI
Annisa Ayu Artanti • 29 October 2024 12:19
Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kinerja keuangan yang baik pada kuartal III-2024. Kinerja itu didorong oleh perbaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga.
Alhasil, laba bersih BNI untuk periode sembilan bulan yang berakhir September 2024 mencapai Rp16,3 triliun.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2024 ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan.
Hal itu berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.
"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III-2024 BNI dikutip Selasa, 29 Oktober 2024.
BNI mencatatkan recovery kinerja terutama pada kuartal III-2024. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 ini mencapai Rp8,8 triliun atau telah hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp8,9 triliun.
Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. NIM perseroan naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4 persen ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana.
Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.
Penyaluran kredit naik 9,5 persen year on year (YoY) menjadi Rp735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.
Baca juga:
BNI Dukung Bicara Udara Perjuangkan Perbaikan Kualitas Udara Bersih |