Ilustrasi BCA. Foto: MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 25 October 2024 13:46
Jakarta: Perbankan membantah suku bunga kredit telah menghambat ekspansi bisnis dan industri para pengusaha.
BCA, kata Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility
BCA, Hera F. Haryn berupaya untuk menjaga tingkat bunga kredit di level yang dapat diterima pasar.
"BCA juga berkomitmen menyalurkan kredit secara prudent, dan menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas," kata Hera dilansir Media Indonesia, Jumat, 25 Oktober 2024.
BCA dan entitas anak, lanjutnya, membukukan peningkatan total kredit sebesar 14,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau di atas rata-rata industri.
Adapun secara nominal penyaluran kredit BCA dan entitas anak usaha menjadi Rp877 triliun per September 2024. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, dari segmen korporasi, UKM, hingga kredit konsumer.
Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. BCA juga mendukung penyaluran kredit ke berbagai program strategis pemerintah, seperti program hilirisasi sumber daya alam.
Menara BCA. Foto: BCA
Lebih lanjut, Hera menambahkan, BCA akan mencermati dan sejalan dengan kebijakan dari pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan, termasuk rencana Perpres pemutihan utang pelaku usaha.
"Pada prinsipnya, saat ini kami akan menunggu rincian Peraturan tersebut. Kami juga senantiasa berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait dengan implementasi rencana kebijakan ini," jelas dia.
"Ke depan, BCA optimistis dalam penyaluran kredit dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga," imbuh dia.
Saat ini, rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1 persen per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9 persen. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1 persen.
Kemudian, BCA mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia untuk memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) melalui penyesuaian sektor prioritas yang berlaku mulai 1 Januari 2025.
BCA turut memandang implementasi KLM merupakan hal positif dalam mendorong pertumbuhan kredit, khususnya kepada sektor-sektor prioritas yang padat karya yang dapat mendorong peningkatan lapangan kerja seperti pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
"Kami optimistis penyesuaian KLM tersebut dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya," tutur dia.