PM Prancis Gabriel Attal. (AP)
Marcheilla Ariesta • 10 January 2024 17:48
Paris: Gabriel Attal resmi menjadi perdana menteri termuda Prancis usai menggantikan Elisabeth Borne. Ia juga merupakan PM pertama di Prancis yang secara terbuka mengakui dirinya gay.
Naiknya posisi Attal dari menteri pendidikan merupakan bagian dari upaua Presiden Prancis Prancis Emmanuel Macron dalam mempertahankan eksistensi di sisa masa jabatan di tengah tekanan politik kelompok sayap kanan.
Berusia 34 tahun, Attal menjadi terkenal sebagai juru bicara pemerintah yang saat itu menjabat sebagai menteri pendidikan. Ia kemudian terpilih sebagai menteri paling populer di pemerintahan Macron.
Elisabeth Borne telah mengundurkan diri pada Senin lalu menyusul kekacauan politik mengenai undang-undang imigrasi yang memperkuat kemampuan pemerintah untuk mendeportasi orang asing.
Macron akan bekerja sama dengan Attal untuk menunjuk pemerintahan baru dalam beberapa hari mendatang, meski beberapa menteri penting diperkirakan akan tetap menduduki posisi mereka.
"Saya tahu saya dapat mengandalkan energi dan komitmen Anda," tulis Macron di media sosial X kepada Attal, Rabu, 10 Januari 2024.
Macro merujuk pada Attal sebagai politikus yang menghidupkan kembali "semangat tahun 2017," ketika Macron mengguncang politik Prancis dan meraih kemenangan mengejutkan sebagai presiden termuda di negara itu dengan platform pro-pusat bisnis.
Selama upacara serah terima, Attal berkata, "Saya dapat membaca dan mendengarnya, presiden termuda dalam sejarah Republik menunjuk perdana menteri termuda dalam sejarah. Saya ingin melihatnya hanya sebagai simbol keberanian dan gerakan. Ini juga, dan mungkin yang terpenting, merupakan simbol kepercayaan diri generasi muda."
Attal mengatakan tujuannya sebagai PM Prancis adalah menjadikan keamanan sebagai "prioritas mutlak." Ia juga akan mempromosikan nilai-nilai "otoritas dan rasa hormat terhadap orang lain."
Selain itu, Attal juga berjanji memperkuat layanan publik, termasuk sekolah dan sistem kesehatan, serta mendorong "pengendalian imigrasi yang lebih baik."