Output Pabrik Jepang Tumbuh di Atas Perkiraan Pelaku Pasar

Aktivitas pabrik di Jepang. Foto; Unsplash.

Output Pabrik Jepang Tumbuh di Atas Perkiraan Pelaku Pasar

Arif Wicaksono • 30 November 2023 15:59

London: Output pabrik Jepang naik dalam bulan kedua berturut-turut pada Oktober. Hal ini didorong oleh produksi semikonduktor dan otomotif.

Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang mengatakan produksi industri naik 1,0 persen pada Oktober dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan angka tersebut sejalan dengan perkiraan pasar rata-rata sebesar 0,8 persen dan mengikuti kenaikan 0,5 persen pada September.

Produksi suku cadang dan perangkat elektronik naik 6,6 persen pada Oktober dibandingkan sebelumnya, didorong oleh sirkuit terpadu semikonduktor oksida logam dan sirkuit terpadu hibrida.

Produksi kendaraan bermotor juga melonjak 2,0 persen dalam sebulan di Oktober berkat kuatnya penjualan mobil penumpang kecil dan truk.

"Namun, produksi mobil penumpang biasa turun 4 persen, sebagian disebabkan oleh gangguan pada produsen mobil terkemuka Toyota Motor," kata seorang pejabat METI, dilansir The Business Times, Kamis, 30 November 2023.

Toyota menangguhkan pekerjaan di beberapa pabrik grup selama beberapa bulan terakhir karena kecelakaan di fasilitas pemasok. Namun, produsen mobil tersebut melaporkan kenaikan produksi dalam negeri sebesar 39,2 persen, dan menganggap peningkatan tersebut disebabkan oleh berkurangnya gejala kekurangan cip.

Produsen yang disurvei oleh Kementerian Perindustrian memperkirakan output yang disesuaikan secara musiman akan turun 0,3 persen di November dan naik 3,2 persen di Desember.

"Meskipun dampak kekurangan pasokan suku cadang berkurang, produksi kemungkinan akan terus naik turun seiring dengan memburuknya kondisi ekonomi luar negeri," kata Ekonom di Sompo Institute Plus Masato Koike.

Kenaikan penjualan ritel

Data lain menunjukkan penjualan ritel Jepang meningkat 4,2 persen pada Oktober dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan selama 20 bulan berturut-turut. Namun laju tersebut lebih rendah dari perkiraan median pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 5,9 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, penjualan ritel menyusut 1,6 persen di Oktober, menyusul kenaikan 0,4 persen di September 2023.

Namun, laju kenaikan harga konsumen akan melambat secara signifikan tahun depan, menurut survei yang dilakukan oleh firma riset pasar Teikoku Databank yang menunjukkan penurunan hampir 80 persen dalam rencana perusahaan makanan untuk menaikkan harga di tahun mendatang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Demam kenaikan harga pangan selama dua tahun akan berakhir untuk saat ini," kata Teikoku Databank dalam laporannya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)