ilustrasi/medcom.id
Hendrik Simorangkir • 12 June 2023 10:56
Tangerang: Kasus keterlambatan penerbangan yang dialami calon jemaah haji Indonesia menjadi sorotan. Dewan Pimpinan Pusat Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga) menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan saat fase keberangkatan haji.
"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak khususnya para jamaah haji adanya keterlambatan penerbangan," ujar Ketua Umum Sekarga, Dwi Yulianta, Senin, 12 Juni 2023.
Dwi menuturkan pihaknya terus membenahi dan meningkatkan pelayanan dan ketepatan waktu dalam operasional haji.
"Kami juga memohon dukungan dari seluruh pihak terkait untuk memastikan agar pelaksanaan operasional penerbangan haji setiap tahunnya dapat berjalan lancar," ucap Dwi.
Sehingga,pelaksanaan operasional penerbangan haji berjalan secara regular setiap tahunnya dapat memberikan manfaat untuk seluruh jemaah dalam melaksanakan ibadahnya.
"Kami berharap Garuda Indonesia, sebagai flag carrier Indonesia agar tetap dipercaya untuk melaksanakan penugasan operasional penerbangan ibadah haji di periode-periode selanjutnya," ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Layanan Haji dalam Negeri Saiful Mujab menyampaikan protes ke Garuda Indonesia atas keterlambatan keberangkatan haji. Dia meminta maskapai penerbangan serius dalam memperhatikan kenyamanan jemaah haji. Maskapai diminta lebih kooperatif dan informatif.
"Maskapai Garuda Indonesia harus lebih kooperatif dalam menginformasikan setiap perubahan atau keterlambatan penerbangan. Maskapai juga harus lebih solutif," ungkap Saiful, Senin, 5 Mei 2023.
Ia menyampaikan masing-masing maskapai yang menempatkan perwakilannya di asrama haji, tidak hanya untuk menyiapkan jadwal, namun menjelaskan dan meminta maaf ke jemaah bila ada perubahan jadwal penerbangan. Sebab, jadwal yang disepakati sebelumnya sudah disosialisasikan kepada jemaah.
"Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak maskapai agar keterlambatan tidak terus terjadi. Apa yang menjadi kesepakatan kontrak harus dipenuhi," tegasnya.
Kemenag harap potensi perubahan jadwal bisa diminimalisasi. Sebagaimana tertuang dalam kontrak, jika ada perubahan jadwal, pemberitahuan minimal 2x24 jam sebelum keberangkatan.
"Jangan mendadak atau bahkan baru diberitahukan setelah terjadi. Saya minta komiten maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, terhadap kesepakatan yang sudah tertuang dalam kontrak," ungkap Saiful.