AS Seret Kapal Tanker Venezuela yang Disita ke Pelabuhan Domestik

Kapal tanker Venezuela yang disita oleh Amerika Serikat. Foto: Planet Labs/The New York Times

AS Seret Kapal Tanker Venezuela yang Disita ke Pelabuhan Domestik

Muhammad Reyhansyah • 12 December 2025 15:49

Washington: Gedung Putih pada Kamis, 11 Desember 2025 mengumumkan bahwa kapal tanker minyak yang disita pasukan Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Venezuela akan dibawa ke salah satu pelabuhan domestik, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pecahnya konflik terbuka antara kedua negara.

Washington mengambil alih kapal tersebut melalui operasi dramatis, ketika personel AS turun dari helikopter menggunakan tali ke dek kapal. Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem menyatakan bahwa tindakan itu ditujukan kepada “rezim” Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Pemerintahan Presiden Donald Trump selama beberapa bulan terakhir meningkatkan tekanan terhadap Caracas dengan pengerahan besar-besaran armada angkatan laut di kawasan Karibia, serta serangan terhadap kapal yang diduga terkait penyelundupan narkotika yang telah menewaskan hampir 90 orang.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan dukungan kepada Maduro melalui sambungan telepon pada Kamis, meski kemampuan Moskow untuk memberi bantuan dianggap terbatas karena terlibat dalam perang berkepanjangan di Ukraina.

“Kapal tersebut akan dibawa ke salah satu pelabuhan AS dan Amerika Serikat memang berniat menyita minyaknya,” kata Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, dikutip dari France24, Jumat, 12 Desember 2025. 

Ia menambahkan bahwa Washington tidak akan “berdiam diri menyaksikan kapal-kapal yang dikenai sanksi berlayar membawa minyak pasar gelap yang hasilnya digunakan untuk mendanai narkoterorisme oleh rezim nakal dan tidak sah di seluruh dunia.”


Tuduhan Kapal Terlibat Jaringan Minyak Ilegal

Sebelumnya pada Kamis, Noem mengatakan kepada anggota Kongres bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari upaya “melawan rezim yang secara sistematis menutupi dan membanjiri negara kami dengan obat-obatan mematikan,” merujuk pada tuduhan AS bahwa pemerintah Maduro terlibat dalam perdagangan narkotika.

Sebuah video yang dirilis Rabu oleh Jaksa Agung AS Pam Bondi memperlihatkan pasukan Amerika turun dari helikopter ke dek kapal, kemudian memasuki ruang kemudi dengan senjata terangkat.

Bondi menuturkan bahwa kapal itu merupakan bagian dari “jaringan pengiriman minyak ilegal” yang digunakan untuk mengangkut minyak yang dikenai sanksi.

Venezuela Kecam sebagai Aksi Pembajakan

Kementerian Luar Negeri Venezuela menyatakan pihaknya “sangat mengecam apa yang merupakan tindakan perampokan terang-terangan dan aksi pembajakan internasional.”

Dalam pernyataan langsung pada Kamis, Maduro menuduh AS menculik awak kapal, merampas kapal tersebut, dan “memulai era baru yaitu era pembajakan kriminal di Karibia.” Ia menambahkan bahwa Venezuela akan melindungi seluruh kapal yang membawa minyaknya demi menjamin perdagangan bebas di seluruh dunia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri. 

“Kami menyerukan seluruh aktor agar tidak melakukan tindakan yang dapat semakin memperburuk ketegangan bilateral dan mengacaukan Venezuela serta kawasan,” kata juru bicaranya.

Potensi Konflik Lebih Luas

Media AS melaporkan bahwa kapal itu sedang menuju Kuba, sekutu lain yang bermusuhan dengan Washington sebelum dihentikan oleh Penjaga Pantai AS.

Senator Dick Durbin, Demokrat paling senior di Komite Kehakiman Senat, mempertanyakan legalitas penyitaan tersebut.  “Presiden mana pun, sebelum melakukan tindakan perang, harus mendapatkan otorisasi dari rakyat Amerika melalui Kongres,” ujarnya.

“Presiden ini sedang mempersiapkan invasi ke Venezuela, singkatnya. Dan jika rakyat Amerika mendukungnya, saya akan terkejut,” tambahnya.

Tekanan Politik Berlanjut terhadap Maduro

Washington menuduh Maduro memimpin “Kartel Matahari,” yang bulan lalu dikategorikan sebagai organisasi “narkoteroris,” dan menawarkan hadiah USD50 juta bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Departemen Keuangan AS pada Kamis juga menjatuhkan sanksi baru terhadap tiga kerabat Maduro serta enam perusahaan yang mengangkut minyak Venezuela.

Trump mengatakan kepada Politico pada Senin bahwa “hari-hari Maduro sudah dihitung,” dan tidak menutup kemungkinan invasi darat ke Venezuela. Pemerintahannya menegaskan bahwa kekuasaan Maduro tidak sah dan menuduhnya mencuri pemilihan Juli 2024.

Maduro, yang mewarisi posisi dari mendiang pemimpin sosialis Hugo Chávez, menyatakan bahwa Amerika Serikat berupaya melakukan pergantian rezim dan berniat merebut cadangan minyak Venezuela.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)