Tumpukan sampah memenuhi di bawah flyover Ciputat dan Jalan Dewi Sartika, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Hendrik Simorangkir • 12 December 2025 18:00
Tangsel: Tumpukan sampah yang menggunung di sepanjang Jalan Dewi Sartika dan di bawah Flyover Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), telah menjadi pemandangan yang mengganggu selama satu pekan terakhir. Penumpukan yang didominasi sampah pasar dan rumah tangga ini diduga akibat penghentian sementara operasi angkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang yang tengah menjalani penataan.
"Sampah menumpuk sudah dari hari Jumat (5 Desember 2025), hampir satu minggu. Tidak diangkut karena infonya pembuangan TPA-nya tidak boleh, terus tempat sampah di pasar juga ditutup, jadi numpuk ini," ujar salah seorang warga Ciputat, Setiawan di lokasi, Jumat, 12 Desember 2025.
Tidak hanya di satu lokasi, timbunan sampah dilaporkan tersebar di enam titik sepanjang jalan tersebut. Titik terparah berada di kolong Flyover Ciputat. Sampah bahkan meluber hingga ke badan jalan, menimbulkan bau tidak sedap yang kian menyengat ketika hujan turun.
"Pasti angin datang bau sekali, apalagi hujan begini semakin parah baunya. Sampah dari pedagang paling banyak, ada juga yang naik motor buang di situ. Ini sudah mengganggu sekali," keluh Setiawan.
Selain di ruas Jalan Ciputat, kondisi serupa juga terjadi di area Pasar Jombang dan Pasar Serpong. Sampah yang tidak terangkut menyebabkan masalah kebersihan dan estetika di kawasan padat aktivitas tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan, Bani Kosyatullah, mengkonfirmasi bahwa penumpukan sampah merupakan dampak dari penataan infrastruktur di TPA Cipeucang.
"Sedang dilakukan penataan terasering di TPA Cipeucang. Itu untuk meminimalisir longsoran tiap kali hujan turun yang berdampak pada warga sekitar," kata Bani melalui akun resmi Instagram Humas Kota Tangsel.

Tumpukan sampah memenuhi di bawah flyover Ciputat dan Jalan Dewi Sartika, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Dijelaskannya, sebelum penataan, ketinggian sampah di TPA mencapai 7 meter. Proses terasering saat ini telah menurunkan tingginya menjadi 3-4 meter. "Sekarang ini tinggal 3-4 meter. Kita lakukan penataan ini karena jika tidak, akan berdampak pada pencemaran, dari baunya, longsor. Dan ini upaya kita meminimalisir limbah yang berdampak kepada masyarakat," jelas Bani.
Sebagai konsekuensi dari pekerjaan penataan tersebut, mobil pengangkut sampah sementara waktu tidak dapat memasuki area TPA. Hal inilah yang menyebabkan akumulasi sampah di titik-titik pengumpulan sementara (TPS) dan pinggir jalan.
DLH Tangsel berjanji akan mempercepat proses penataan dan mengkoordinasikan upaya darurat untuk mengangkut timbunan sampah yang kian menggunung, guna mengembalikan kebersihan dan kenyamanan lingkungan bagi warga.