Ciptakan Akses Pasar, Airlangga Minta Inggris Akui Sepenuhnya Standar Keberlanjutan Indonesia

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: dok Kemenko Perekonomian

Ciptakan Akses Pasar, Airlangga Minta Inggris Akui Sepenuhnya Standar Keberlanjutan Indonesia

Angga Bratadharma • 8 August 2023 14:12

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris HE Mr Graham Stuart MP, di Kantor Kemenko Perekonomian. Pertemuan kedua menteri membahas isu mengenai perdagangan komoditas pertanian Indonesia–UK, petani kecil, dan sertifikasi.

Selain itu, juga membahas mengenai komitmen terhadap perdagangan sektor pertanian dan isu perubahan iklim, termasuk perkembangan Forest Agriculture, Commodities, and Trade (FACT) Dialogue. Total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada 2022 mencapai USD2.7 miliar.

Angka tersebut mengalami peningkatan 4,9 persen dari total perdagangan kedua negara pada 2021. Perdagangan pada komoditas pertanian antara Indonesia dan UK pada 2021 sampai 2022 menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 10,59 persen.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan beberapa komitmen Indonesia pada perdagangan komoditas pertanian dan perubahan iklim termasuk upaya kebijakan perkebunan keberlanjutan Indonesia dalam menanggapi kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR), yang baru-baru ini dikeluarkan Uni Eropa.

"Penting bagi Inggris untuk mengetahui dan mengakui sepenuhnya standar keberlanjutan nasional sehingga menciptakan kondisi menuju akses pasar yang lebih baik untuk produk yang diproduksi secara berkelanjutan ke Inggris," ungkap Airlangga, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 8 Agustus 2023.

Flagship kerja sama kedua negara dalam mengelola kayu dan produk kayu secara legal dan berkelanjutan tercermin melalui kesepakatan Forest Law Enforcement, Governance, and Trade - Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA) yang secara resmi telah berlaku sejak Desember 2018.

Pertemuan juga membahas mengenai langkah yang akan ditempuh ke depan dalam kerangka keketuaan bersama Indonesia dan Inggris pada FACT Dialogue, yang merupakan negara produsen dan konsumen sektor perkebunan dan kehutanan sebagai upaya address isu terkait sektor tersebut, terutama aspek keberlanjutan dalam rangka pengurangan emisi secara global.

Downstream isu tematik dari FACT Dialogue yaitu Transparency and Traceability, Smallholder Support, Trade and Market Development, dan Research, Development, and Innovation. Keketuaan bersama Indonesia dalam forum dialog ini akan berakhir pada akhir 2023, selanjutnya kedua negara mempersiapkan tindak lanjut FACT Dialogue usai kepemimpinan Indonesia.

"Pemerintah Inggris mengapresiasi kerja sama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sebagai Co-chair FACT Dialogue dan mengharapkan forum dialog non-negosiasi ini dapat terus menjadi forum bagi negara produsen dan konsumen komoditas perkebunan dan kehutanan untuk membahas aspek keberlanjutan,” tutup Co-chair Inggris untuk FACT Dialogue Stuart.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)