Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id
Jakarta: Sikap Selandia Baru soal penyanderaan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua mengherankan. Pasalnya, Selandia Baru dinilai tak terlalu ngotot soal pembebasan warga negaranya itu.
"Kita perlu mempertanyakan sikap pemerintah Selandia Baru yang justru kesannya tidak mengotot banget (membebaskan Philip)," kata pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi kepada Medcom.id, Senin, 10 Juli 2023.
Khairul mengatakan pemerintah Selandia Baru hanya bolak-balik menekankan pembebasan secara damai. Kemudian mendorong agar menghindari kekerasan.
"Waktu orang Indonesia disandera di Filipina Selatan oleh kelompok Abu Sayyaf, kita mengotot banget supaya segera dibebaskan," papar dia.
Khairul menyebut Indonesia bahkan menawarkan dukungan militer dan bantuan lainnya. Asalkan pembebasan warga Indonesia di Filipina Selatan segera tercapai.
"Justru Selandia Baru tidak sengotot itu. Kalau itu terjadi di kita, sudah habis pemerintah dimaki-maki masyarakat karena tidak beres mengurus sandera," ucap dia.
Negosiasi pembebasan Phillip dipastikan belum melibatkan negara lain. Selandia Baru yang merupakan negara asal Philip masih memercayakan pembebasan warga negaranya itu ke Indonesia.
"Untuk melibatkan negara lain sebagaimana penyampaian Menko Polhukam (Mahfud MD), penanganan penyanderaan pilot Susi Air, negara lain (Selandia Baru) masih mempercayakan kepada pemerintah RI," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo kepada Medcom.id, Sabtu, 10 Juni 2023.
Philip disandera TPNPB Kodap III Ndugamabawah pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari 2023. Selain menyandera Philip, kelompok Egianus membakar pesawat yang dibawa pilot asal Selandia Baru itu.