Biar Naik Kelas, Kemenperin Jodohkan IKM Logam dengan Industri Besar

Ilustrasi, aktivitas produksi di sektor industri besi dan baja. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Biar Naik Kelas, Kemenperin Jodohkan IKM Logam dengan Industri Besar

Husen Miftahudin • 9 July 2023 14:56

Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) logam melalui fasilitasi kemitraan dengan industri besar. Fasilitasi kemitraan ini bertujuan untuk memperkuat peran strategis IKM dalam upaya mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan pengembangan sektor swasta yang dinamis.
 
"Kemenperin aktif memacu agar IKM kita bisa naik kelas dan menjadi bagian dari rantai pasok industri besar. Hal ini untuk memaksimalkan kontribusi output IKM terhadap industri dan perekonomian daerah maupun nasional," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan tertulis, Minggu, 9 Juli 2023.
 
Reni mengungkapkan, Ditjen IKMA secara rutin memfasilitasi kemitraan IKM dengan industri besar untuk membangun pelaku IKM yang produktif dan berdaya saing. Sebab, melalui kemitraan ini, IKM juga dapat memperoleh kepastian pasar dan pasokan bahan baku.
 
"Selain itu, kemitraan dapat memacu IKM agar memiliki tanggung jawab dalam melakukan perbaikan kualitas dan kuantitas secara berkelanjutan, penerapan sistem manajemen, peningkatan SDM, akses informasi, teknologi, perizinan dan hal lainnya sesuai dengan permintaan dari mitranya," tuturnya.
 
Guna mencapai sasaran tersebut, Ditjen IKMA menggelar Temu Bisnis dalam rangka Fasilitasi Kemitraan IKM Logam dengan Industri Besar di Solo Raya pada 4-5 Juli 2023. Para narasumber dari perwakilan industri besar menyampaikan perkembangan industri manufaktur nasional, syarat dan prosedur kemitraan, serta kebutuhan komponen yang berpotensi disuplai oleh IKM.
 
Tercatat sejak 2018, Ditjen IKMA telah memfasilitasi kemitraan 18 IKM logam dan mesin dengan 11 industri besar, baik itu perusahaan BUMN maupun swasta, dengan ruang lingkup antara lain penyediaan alat perkakas pertanian dan perkebunan, penyediaan produk casting pump, penyediaan komponen alat kesehatan, penyediaan bahan baku, penyediaan komponen alat berat, serta penyediaan jasa perbaikan dan part mechanical.
 
"Kami berharap kesempatan ini menjadi saat yang tepat bagi IKM untuk mengetahui jenis dan spesifikasi komponen yang bisa disuplai, rencana kebutuhan pengadaan di industri besar, persyaratan standar, serta prosedur procurement dari perusahaan BUMN sehingga kemudian dapat menjadi bagian dari rantai pasok BUMN," tegas Reni.
 
Perlu dukungan dan kemauan kuat semua pihak
 
Reni menambahkan, untuk mendukung keberhasilan kemitraan IKM dengan industri besar, diperlukan kemauan yang kuat dari semua pihak dan stakeholder terkait untuk bersama-sama mendorong IKM yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
 
Di samping itu, untuk menyiapkan kemampuan IKM sebelum bermitra, Ditjen IKMA gencar menggelar berbagai program pembinaan antara lain bimbingan teknis dalam upaya peningkatan kemampuan teknis produksi, fasilitasi mesin/peralatan untuk optimalisasi efisiensi dan produktivitas, serta pendampingan tenaga ahli dalam rangka pengembangan produk.
 
Setiap tahun, Ditjen IKMA juga memberikan fasilitasi restrukturisasi mesin peralatan yang memberikan potongan harga pembelian mesin untuk peningkatan teknologi, serta memfasilitasi dalam program promosi yakni dengan masuk ke pasar e-commerce, serta e-procurement BUMN dan pameran industri.
 
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Ditjen IKMA Kemenperin Dini Hanggandari berharap fasilitasi kemitraan IKM dengan industri besar dapat mendongkrak kontribusi IKM dalam proses pengadaan industri besar.
 
"Agar pengadaaan barang dan jasa nantinya didominasi oleh produk-produk dalam negeri, bahkan dapat menggantikan produk impor," ujar Dini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)