Pasukan Wagner di atas tank saat kuasai kota di Rusia. Foto: EFE
Medcom • 28 June 2023 13:47
Washington: Pemerintah Amerika Serikat (AS) jatuhkan sanksi kepada beberapa perusahaan pertambangan emas di Afrika yang mendanai sejumlah perang yang dilancarkan oleh kelompok tentara bayaran Wagner. Hal itu diumumkan setelah grup Wagner batal melakukan pemberontakan bersenjata untuk melawan kepemimpinan militer Rusia.
Kementerian Keuangan AS pun telah mengumumkan sanksi terhadap dua perusahaan di Republik Afrika Tengah yang dikendalikan oleh Prigozhin. Keduanya adalah perusahaan tambang, Midas Resources, serta perusahaan emas dan berlian, Diamville.
Sanksi tersebut diketahui akan memblokir aset AS dan mengkriminalisasi transaksi dengan perusahaan-perusahaan Afrika. Selain perusahaan di Afrika, sanksi tersebut juga ditujukan untuk perusahaan Industrial Resources General Trading di Dubai yang diduga menangani transaksi keuangan Prigozhin di Diamville
"Grup Wagner mendanai operasi brutalnya sebagian dengan mengeksploitasi sumber daya alam di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah dan Mali," kata pejabat sanksi kementerian keuangan Brian Nelson dalam sebuah pernyataan.
"Amerika Serikat akan terus menargetkan aliran pendapatan Grup Wagner untuk menurunkan ekspansi dan kekerasannya di Afrika, Ukraina, dan di mana pun,” lanjutnya, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 28 Juni 2023.
Pemberian sanksi tersebut sebenarnya telah direncanakan sebelumnya. Namun, penetapannya sempat tertunda karena pemerintah AS ingin menghindari adanya dukungan terhadap pihak-pihak tertentu dalam perebutan kekuasaan antara kepala tentara bayaran Yevgeny Prigozhin dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kini, sanksi tersebut pun telah ditinjau oleh Juru Bicara Menteri Luar Negeri Matthew Miller pada Selasa pagi. Miller menilai bahwa grup Wagner telah melakukan pelanggaran luas di Afrika.
"Kami percaya bahwa kemanapun Wagner pergi, mereka membawa kematian dan kehancuran di belakang mereka. Mereka menyakiti populasi lokal, mereka mengekstrak mineral dan mengekstrak uang dari komunitas tempat mereka beroperasi," kata Miller kepada wartawan.
"Jadi kami akan terus mendesak pemerintah di Afrika dan di tempat lain untuk menghentikan kerja sama apa pun dengan Wagner," tambahnya.
Tak hanya itu, AS juga berjanji akan meminta pertanggungjawaban Wagner atas pemberontakan yang terjadi di Rusia pada akhir pekan lalu.
Meski demikian, kini Prigozhin dan Kremlin telah mencapai kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk mengakhiri pemberontakan. Di bawah kesepakatan itu, Prigozhin akan diasingkan ke Belarus dan tuntutan pidana terhadapnya pun bakal dicabut.
“Keputusan Lukashenko untuk menyambut Prigozhin menandai contoh bahwa dia memilih kepentingan Vladimir Putin dan memilih kepentingan Kremlin daripada kepentingan rakyat Belarusia," pungkas Miller. (Arfinna Erliencani)