NEWSTICKER

Belarusia Gagal Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB

Sebuah sesi di gedung Dewan Keamanan PBB di New York, AS. (EPA-EFE/JOHN MINCHILLO)

Belarusia Gagal Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB

Willy Haryono • 7 June 2023 13:50

New York: Aljazair, Guyana, Sierra Leone, Slovenia, dan Korea Selatan (Korsel) terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk periode dua tahun dan mereka akan mulai bertugas pada 1 Januari 2024. Sementara itu, Belarusia yang bersekutu dengan Rusia dalam melakukan invasi ke Ukraina gagal terpilih menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. 

Dewan Keamanan merupakan satu-satunya badan PBB yang dapat membuat keputusan terikat seperti menjatuhkan sanksi dan mengizinkan penggunaan kekuatan. Adapun lima anggota permanen yang memegang hak veto tersebut ialah Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat.

Lebih lanjut, seluruh negara yang mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pun harus memenangkan lebih dari dua pertiga suara majelis umum untuk mendapatkan kursi keanggotaan. 

Untuk memastikan representasi geografis, kursi biasanya akan terbagi menjadi kelompok regional. Jika negara mencalonkan diri tanpa lawan dalam kelompok mereka, kandidat tetap perlu mendapatkan lebih dari dua per tiga suara. 

Dalam perebutan kursi keanggotaan, Guyana meraih 191 suara, Sierra Leone mendapat 188 suara, Aljazair menerima 184 suara, dan Korea Selatan memperoleh 180 suara. 

Sementara itu, Slovenia memenangkan 153 suara dan mengalahkan Belarusia dalam pemilihan untuk wilayah Eropa Timur. Belarusia diketahui hanya mendapat sebanyak 38 suara. 

Lima negara yang terpilih tersebut pun akan menggantikan Albania, Brasil, Gabon, Ghana, dan Uni Emirat Arab. Mereka akan bertanggung jawab dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Melansir dari Channel News Asia, Rabu, 7 Juni 2023, Belarusia telah menjadi kandidat tanpa lawan sejak 2007 untuk kursi Eropa Timur 2024/25. Namun, Slovenia memasuki perlombaan pada Desember 2021, setelah tindakan keras brutal oleh pihak berwenang di Belarus akibat protes pascapemilihan umum presiden 2020.

Sejak itu, Rusia pun menggunakan wilayah Belarusia sebagai landasan peluncuran untuk melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

"Rusia selalu berargumen bahwa banyak negara mendukung Ukraina di depan umum di PBB, tetapi bersimpati dengan Rusia secara pribadi. Namun, pemungutan suara rahasia ini sama sekali tidak mendukung klaim itu," kata Direktur International Crisis Group PBB Richard Gowan.

Bulan lalu, Rusia bergerak maju dan berencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarus. Ini adalah penyebaran senjata pertama Kremlin di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet di tahun 1991. (Arfinna Erliencani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Willy Haryono)