Ilustrasi bendera Jerman. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 31 May 2023 10:17
Jakarta: Kondisi resesi ekonomi yang terjadi di Jerman bisa saja menular ke negara-negara Eropa lainnya. Sebab, Jerman merupakan salah satu pusat bagi perekonomian dan industri Eropa.
Di kuartal pertama tahun ini, ekonomi Jerman terkontraksi 0,3 persen. Sebelumnya di akhir 2022 ekonomi negara industri itu minus 0,5 persen.
Kenaikan harga yang tinggi menjadi beban ekonomi di awal tahun bagi negara industri tersebut. Imbasnya, pengeluaran konsumsi rumah tangga Jerman turun 1,2 persen pada kuartal I-2023.
Pemicu peningkatan harga di Jerman lantaran harga energi di Eropa yang telah naik sejak adanya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Selain itu, Moskow telah menghentikan pasokan gas ke negara Eropa yang mendorong Jerman mengumumkan keadaan darurat.
"Khawatir banyak negara Eropa lainnya terdampak oleh resesi Jerman, karena Jerman ini adalah powerhouse-nya Eropa," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Medcom.id, Rabu, 31 Mei 2023.
Bhima menjelaskan, Jerman di Eropa ibarat pusat atau negara yang menjadi tumpuan Eropa. Selama krisis utang 2015, Jerman relatif menunjukkan ketahanan menghadapi krisis. Namun berbeda dengan kondisi Jerman yang masuk ke lubang resesi, menurutnya bisa saja menggoyahkan perekonomian negara-negara sekitarnya.
"Jadi kalau sekarang Jerman yang resesi, cepat atau lambat negara disekitarnya akan terdampak, khususnya Eropa Selatan," ujarnya.
Tak hanya ke negara terdekat dari Jerman, efek domino dari resesi ekonomi Jerman saja sudah terasa di Indonesia sejak kuartal I-2023. Resesi Jermani itu cukup memengaruhi kinerja ekspor Indonesia, meskipun porsinya hanya tujuh persen dari total ekspor nonmigas.
"Tapi Jerman menjadi hub penting masuknya barang Indonesia ke pasar Eropa," ucapnya.
Melihat kondisi sekarang, Bhima memprediksi, kedepannya kinerja ekspor ke Jerman akan terus memburuk.
Asal tau saja, sepanjang Januari-April 2023 kinerja ekspor ke Jerman sudah anjlok 12,6 persen dibanding posisi yang sama tahun lalu. Beberapa produk yang terancam turun yakni alas kaki, pakaian jadi, besi baja, komponen elektronik dan otomotif hingga karet dan furnitur.
"Beberapa produk tersebut yang sebelumnya diharapkan mengalami pemulihan permintaan pascapandemi terancam menurun tajam di pasar Jerman," sebutnya.