Muhammad Reyhansyah • 23 September 2025 10:54
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin, 22 September, menandatangani perintah yang menetapkan Antifa sebagai "organisasi teroris domestik.” Langkah itu disebut sebagai bagian dari upaya menindak kelompok kiri radikal setelah pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk.
Penetapan organisasi teroris biasanya hanya berlaku untuk kelompok asing. Namun, perintah Trump menginstruksikan seluruh lembaga pemerintah untuk "menyelidiki, dan membongkar operasi ilegal apa pun yang dilakukan Antifa dan para pendukungnya.”
Meski demikian, penyelidik belum menemukan bukti bahwa tersangka pembunuh Kirk terkait dengan Antifa. Motif penyerangan juga belum dipastikan.
Siapa Antifa?
Mengutip dari BBC, Selasa, 23 September 2025, Antifa, singkatan dari anti-fasis, merupakan gerakan longgar tanpa struktur resmi yang menentang kelompok ekstrem kanan, rasis, dan fasis. Kata "Antifa" sendiri berasal dari bahasa Jerman antifaschistisch, merujuk pada gerakan anti-fasis Jerman pada 1930-an.
Antifa mulai menonjol di AS setelah kemenangan pertama Trump pada 2016 dan aksi unjuk rasa kelompok kanan radikal di Charlottesville pada 2017. Para aktivisnya kerap terlibat bentrokan dengan kelompok sayap kanan, baik di ranah daring maupun fisik.
Gerakan ini sering terbentuk secara organik, baik secara online maupun offline, dengan anggotanya terdiri dari anarkis, komunis, hingga sosialis garis keras. Mereka umumnya menganut pandangan anti-pemerintah, anti-kapitalis, pro-LGBTQ, dan pro-imigrasi.
Namun, sebagian politisi konservatif kerap menggunakan istilah Antifa sebagai label untuk kelompok liberal atau kiri lain yang berseberangan secara politik.
Antifa dan Kekerasan
Sejumlah kritik menyebut Antifa berbeda dari kelompok kiri arus utama karena sebagian anggotanya bersedia menggunakan kekerasan. Rekaman video memperlihatkan aktivis berpakaian gelap, menutupi wajah, serta membawa tongkat, perisai, dan semprotan merica saat aksi.
Pada 2017, sekitar 100 aktivis bertopeng menyerang kelompok kanan di Berkeley, California, yang berujung pada sejumlah penangkapan. Pada 2020, seorang simpatisan Antifa menembak mati anggota kelompok Patriot Prayer di Portland sebelum akhirnya ditembak polisi.
Pejabat Gedung Putih mengutip berbagai insiden yang melibatkan pendukung Antifa, termasuk serangan terhadap aparat di Texas dan Oregon pada 2024, serta ancaman terhadap polisi dan simpatisan Trump di Florida pada 2021.
Trump sebelumnya sudah berjanji pada 2020 akan menetapkan Antifa sebagai organisasi teroris, tetapi baru terealisasi tahun ini. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari kampanye melawan "kekerasan politik kiri radikal."
Namun, secara hukum, pemerintah AS hanya dapat menetapkan Foreign Terrorist Organisation (FTO) untuk kelompok asing. Status itu memungkinkan pelarangan anggota, deportasi, serta penyitaan dana. Masih belum jelas bagaimana Gedung Putih akan menerapkan kewenangan tersebut terhadap Antifa, yang merupakan gerakan domestik tanpa struktur jelas.
Baca juga:
Tersangka Penembakan Charlie Kirk Sudah Mengaku di Discord Sebelum ke Polisi