Korban Tewas Atap Klub Malam Roboh di Republik Dominika Jadi 184 Orang

Klub malam Jet Set yang atapnya roboh. Foto: Xinhua

Korban Tewas Atap Klub Malam Roboh di Republik Dominika Jadi 184 Orang

Fajar Nugraha • 10 April 2025 15:37

Santo Domingo: Korban tewas akibat runtuhnya atap klub malam Jetset di Republik Dominika terus bertambah, dengan jumlah korban jiwa kini mencapai 184 orang. Insiden ini menjadi salah satu tragedi paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.

Setelah dua hari atap klub runtuh dan menimpa sekitar 300 orang yang tengah menikmati pertunjukan musik langsung, keluarga korban berkumpul di sekitar reruntuhan Jet Set, salah satu tempat hiburan paling terkenal di Santo Domingo. Mereka berharap bisa mendapatkan kabar tentang orang-orang terkasih yang masih hilang.

Seiring berjalannya waktu, harapan untuk menemukan korban selamat semakin menipis. Seorang juru bicara kepresidenan menyatakan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan kini akan beralih menjadi proses evakuasi jenazah.

"Semua kemungkinan yang masuk akal untuk menemukan korban selamat telah habis," demikian pernyataan resmi yang dirilis pemerintah, seperti dikutip dari The Independent, Kamis 10 April 2025.

Menurut Juan Manuel Méndez, Direktur Pusat Operasi Darurat, sebanyak 184 orang dipastikan meninggal dunia, sementara 145 lainnya berhasil diselamatkan.

Namun, hingga kini masih belum jelas berapa jumlah pasti korban yang belum ditemukan, mengingat banyak jenazah yang belum berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga mereka.

Kondisi korban

Lebih dari 20 orang yang terluka masih menjalani perawatan di rumah sakit, dengan delapan diantaranya dalam kondisi kritis.

Dr. Julio Landrón, Direktur Rumah Sakit Trauma Dr. Ney Arias Lora, mengungkapkan bahwa para korban mengalami cedera serius, termasuk patah tulang tengkorak, paha, dan panggul.

"Mereka berada di bawah reruntuhan selama lebih dari enam hingga delapan jam dengan luka parah, patah tulang, serta pendarahan akibat tertimpa puing-puing," jelas Dr Landron.

Saat insiden terjadi, klub malam tersebut sedang mengadakan konser yang dihadiri oleh musisi, mantan pemain Major League Baseball, serta pejabat pemerintah. Penyanyi terkenal Rubby Pérez, yang dijuluki "suara paling lantang dalam musik merengue", menjadi bintang utama malam itu.

Tak lama setelah konser dimulai, para pengunjung mulai menyadari sesuatu yang tidak beres. Debu mulai berjatuhan ke dalam minuman, dan dalam hitungan detik, seluruh atap ambruk.

Orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan segera menghubungi layanan darurat. Polisi menerima lebih dari 100 panggilan darurat dari para korban yang terjebak.

Jenazah Rubby Pérez ditemukan pada Rabu pagi, menurut laporan dari Méndez.

Selain itu, dua mantan pemain Major League Baseball, Octavio Dotel dan Tony Blanco, turut menjadi korban dalam tragedi ini. Nelsy Cruz, Gubernur Provinsi Monte Cristi, juga tewas setelah sempat menghubungi Presiden Luis Abinader dari bawah reruntuhan untuk memberi tahu tentang bencana tersebut.

Proses identifikasi

Pada Rabu, Institut Nasional Patologi Forensik mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi 54 korban dan menyerahkan 28 jenazah kepada keluarga mereka.

Namun, banyak keluarga yang masih menunggu kepastian mengenai nasib orang-orang terkasih mereka.

"Kami tidak bisa menunggu hingga malam! Kami akan kehilangan akal sehat!" teriak seorang wanita yang frustasi setelah tidak menemukan nama kerabatnya dalam daftar korban.

Sementara itu, José Sánchez, yang masih mencari saudara dan iparnya, mengecam lambatnya respons pemerintah.

"Mereka hanya memberikan harapan palsu," ujarnya dengan penuh kekecewaan.

Hingga saat ini, penyebab pasti runtuhnya atap klub malam Jetset masih belum diketahui. Pihak berwenang juga belum memberikan informasi kapan terakhir kali gedung tersebut menjalani pemeriksaan keselamatan struktur.

Sebagai bentuk belasungkawa, Presiden Abinader menetapkan tiga hari berkabung nasional dan langsung mengunjungi lokasi kejadian untuk menemui keluarga korban.

"Kami sangat menyesali tragedi yang terjadi di klub malam Jetset," tulis Abinader di platform X. "Seluruh tim penyelamat telah memberikan bantuan yang diperlukan dan terus bekerja tanpa lelah. Doa kami bersama keluarga yang terdampak."

Sebagai catatan, sebelum insiden ini, tragedi terburuk dalam sejarah Republik Dominika terjadi pada tahun 2005, ketika lebih dari 130 orang tewas dalam kebakaran yang terjadi akibat bentrokan di dalam penjara.


(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)