Investasi Kripto Didorong Bergeser ke Arah Komunitas

Ilustrasi meme investasi kripto/Istimewa

Investasi Kripto Didorong Bergeser ke Arah Komunitas

M Sholahadhin Azhar • 3 June 2025 13:30

Jakarta: Investasi kripto didorong untuk bergeser ke arah komunitas. Pergeseran itu dianggap efektif dalam menciptakan alternatif investasi.

Trader asal Thailand, Srisiam, mengungkap alternatif itu diperlukan. Khususnya, dalam menyikapi arah pasar kripto yang telah berubah secara fundamental.

Mengingat, sentimen pasar bergeser ke arah narasi, komunitas, dan partisipasi terbuka. Memecoin, yang dulu dianggap sebagai lelucon pasar, justru menjadi ujung tombak dari gelombang ini. 

"Banyak investor ritel yang merasa terasing dari proyek-proyek besar mulai berbondong-bondong masuk ke proyek berbasis komunitas. Di ruang ini, humor, cerita, dan loyalitas kolektif sering kali lebih berarti daripada whitepaper teknis," kata Srisiam, dalam keterangan yang dikutip Selasa, 3 Juni 2025.

Menurut dia, kehadiran memecoin perlu dipertimbangkan. Sebagai, penggabungan simbol budaya lokal dengan mekanisme tokenomics canggih.

"Bukan hanya keuntungan jangka pendek, tapi arah jangka panjang yang selaras dengan identitas komunitasnya. Salah satunya $KOKOK yang bisa menjadi simbol ketahanan baru," ujar Srisiam
 

Baca: Cetak Rekor Lagi, Harga Bitcoin Tembus Rp1,7 Miliar

Srisiam menegaskan bahwa $KOKOK bukan sekadar memecoin biasa. Tetapi, fondasi dari gerakan baru yang akan mengubah lanskap komunitas Web3 Asia.

“$KOKOK lahir dari semangat bertahan hidup di tengah ketidakpastian global. Komunitas yang terus solid meski saat pasar runtuh. Karakter Kokok bukan fiksi semata. Ia hidup dari kekuatan komunitas.” ujar Srisiam.

Setelah melakukan pembakaran 80% dari total pasokan awal (800 juta dari 1 miliar token), $KOKOK kini hanya memiliki 200 juta token beredar, menciptakan kelangkaan ekstrem yang memicu gelombang minat pasar dan supply shock. Pasangan perdagangan KOKOK/SOL di Raydium melonjak, dengan beberapa analis menyebut potensi 10x hingga menuju kapitalisasi $100 juta.

Srisiam menjelaskan bahwa narasi “Roach Runner” menjadi elemen kunci dari daya tarik $KOKOK. Kecoa makhluk yang dikenal bisa bertahan hidup bahkan setelah kiamat  menjadi simbol ideal untuk semangat para investor yang dimana tak bisa dibunuh, dan selalu kembali bangkit.

“$KOKOK bukan anjing, bukan kucing. Ia serangga blockchain. Unik. Tak tergantikan. Dan justru karena itu, dia akan meledak. Ini akan seperti $FARTCOIN tapi lebih cepat dan lebih liar,” tambah Srisiam.

Memasuki fase pertumbuhan berikutnya, $KOKOK tidak hanya mengandalkan kekuatan narasi dan komunitas semata. Ekosistem ini kini tengah bergerak menuju penguatan utilitas nyata melalui pengembangan fitur staking dan alat investasi berbasis komunitas.

Langkah ini ditujukan untuk memperpanjang siklus hidup token dan memberi ruang partisipasi yang lebih dalam bagi pemiliknya, tanpa harus bergantung pada hype semata. Salah satu inisiatif utama yang tengah dikembangkan adalah mekanisme staking untuk token $KOKOK.

Pengguna akan memiliki opsi untuk mengunci aset mereka dalam periode tertentu guna memperoleh imbal hasil, sekaligus mendapatkan status loyalitas khusus dalam komunitas. Model ini diharapkan bisa memperkuat rasa kepemilikan dan menumbuhkan insentif jangka panjang bagi para holder.

Di saat yang sama, tim pengembang juga tengah merancang RoachHub DAO. Yakni, sebuah platform tata kelola berbasis blockchain yang memungkinkan komunitas mengambil peran langsung dalam menentukan arah proyek.

Melalui DAO ini, para anggota “Roach Army” akan dapat melakukan voting terhadap berbagai keputusan penting, seperti pendanaan inisiatif meme, pengembangan produk baru, hingga penunjukan mitra ekosistem. Ini menjadi cerminan komitmen $KOKOK terhadap transparansi dan desentralisasi sejati.

Sebagai pelengkap dari ekosistem ini, akan hadir pula dashboard investasi komunitas. Yaitu, seperangkat alat analitik dan sosial yang membantu pengguna dalam mengambil keputusan berbasis data dan diskusi terbuka. Berbeda dengan alat investasi tradisional yang sering hanya berpihak pada “whale” atau pemain besar.

Dashboard ini, kata Srisiam, dirancang untuk mendukung keputusan kolektif komunitas kecil-menengah. Yakni, mereka yang selama ini dianggap pinggiran, namun justru menjadi tulang punggung dari dunia Web3.

“Kami tidak sedang membangun koin untuk hari ini. Kami membangun pergerakan jangka panjang. $KOKOK adalah energi sosial, dan masa depan Web3 akan dimenangkan oleh komunitas, bukan institusi.” ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)