Jakarta: Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Moch Irfan Yusuf dan Wakil BP Haji Dahnil Azhar Simanjuntak beserta rombongan tiba di Jeddah, Arab Saudi sekitar pukul 23.20 waktu Arab Saudi (WAS). Irfan Yusuf atau biasa disapa Gus Irfan bersama Dahnil Azhar akan menjalankan tugas sebagai bagian dari Amirulhaj.
Gus Irfan sebagai naib atau wakil Amirulhaj dan Dahnil sebagai sekretaris Amirulhaj. Gus Irfan menyampaikan apresiasi untuk para petugas haji yang bekerja di lapangan karena telah bekerja ekstra untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi.
"Alhamdulillah, pagi ini kita sudah sampai di Jeddah. Sudah mendapatkan laporan dari beberapa teman, memang masih ada beberapa permasalahan dan kendala yang ada di lapangan, tapi saya sangat apresiasi para petugas-petugas yang di lapangan. Mereka benar-benar bekerja ekstra untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terjadi di lapangan," ujar Gus Irfan kepada Tim Media Center Haji (MCH) Sabtu, 31 Mei 2025 dini hari ini.
Gus Irfan berharap berbagai persoalaan yang terjadi menjelang puncak Arafah, Musdzalifah, dan Mina (Armuzna) terutama terkait pelayanan jemaah haji Indonesia bisa segera diselesaikan.
"Mudah-mudahan menjelang wukuf nanti, semua permasalahan bisa diselesaikan. Dan beberapa jemaah yang belum mendapatkan kartu nusuk bisa segera diproses untuk segera mendapatkannya. Saya kira itu," kata dia.
"Selanjutnya apa yang mau dilakukan nanti? Nanti kita akan pertama tentu koordinasi dengan Panitia. Yang kedua juga tetap tugas utama kami untuk pemantauan, pengawasan juga akan tetap kita lakukan," imbuhnya.
Hal senada dikatakan Sekretaris Amirulhaj sekaligus Wakil Kepala BP Haji Dahnil Azhar Simanjuntak menjelaskan, tugas utama Amirulhaj adalah melakukan komunikasi diplomatik dengan Kerajaan Arab Saudi dan mengurai permasalahan-permasalahan terkait pelaksanaan haji tahun ini yang harus diselesaikan secara diplomatik.
"Amirulhaj bertugas dan bertanggung jawab melakukan komunikasi diplomatik dengan Kerajaan Arab Saudi. Dan kemudian menemukan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan secara diplomatik," kata Dahnil.
Dahnil juga menyampaikan bahwa perhatian utama mereka adalah terkait dengan pisah rombongan atau pisah mahram, perbedaan hotel antara suami dan istri, orang tua dengan anaknya dan lansia dengan pendampingnya akibat ketidaksesuaian syarikah, sebagai penyedia layanan puncak ibadah haji.
"Pertama tentu yang menjadi keluhan jemaah itu adalah terkait dengan mahram, kemudian perbedaan hotel antara suami dan istri atau orang tua dengan anaknya, lansia dengan pendampingnya, kemudian ketidaksesuaian syarikah dan sebagainya," ujar Dahnil.
BP Haji kata Dahnil, yang dicanangkan akan menjadi penyelenggara penuh haji tahun depan akan melakukan evaluasi terhadap delapan syarikah, sebagai penyedia layanan ibadah haji untuk jemaah Indonesia. Di samping itu pihaknya juga akan mengatur ulang terkait dengan istita'ah (kesehatan) jemaah yang akan berhaji.
"Jadi itu perhatian khusus kita. Kemudian yang kedua yang jadi perhatian kita itu terkait dengan istita'ah, kesehatan, masih banyak jemaah haji kita ternyata menggunakan data kesehatan yang tidak sesuai," kata Dahnil.
Mantan Ketum PP Muhammadiyah itu juga menyampaikan apresiasi untuk Kerajaan Arab Saudi yang telah melakukan perbaikan pelayanan dan pengetatan kebijakan.
"Kerajaan Arab Saudi benar-benar ingin melakukan perbaikan pelayanan dan itu kami sangat apresiasi," ujarnya.
Tim BPH kata Dahnil siap mengawal pelaksanaan ibadah haji dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan. Diharapkan pelaksaan haji tahun ini berjalan aman dan lancar.