Waspada! Ini Bahaya Kekurangan Zat Besi Bagi Ibu Hamil

Ilustrasi bayi lahir/Medcom.id

Waspada! Ini Bahaya Kekurangan Zat Besi Bagi Ibu Hamil

Achmad Zulfikar Fazli • 20 May 2025 15:32

Jakarta: Anemia Defisiensi Besi (ADB) atau kekurangan zat besi memiliki dampak yang cukup serius bagi kesehatan, terutama kepada ibu hamil. Apalagi, ADB sering tak terlihat.

Berdasarkan Studi yang diterbitkan di JAMA Psychiatry (2019), menunjukkan anak-anak dari ibu dengan anemia pada awal kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk gangguan spektrum autisme (ASD), serta gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). Risiko ini meningkat jika anemia terjadi pada trimester pertama atau termasuk kategori sedang hingga berat.

Anak yang lahir dari ibu dengan ADB juga berisiko mengalami berat badan lahir rendah (BBLR), anemia, infeksi berulang, dan penurunan IQ. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kognitif dan motorik yang menghambat kemampuan belajar dan prestasi akademik di masa depan. 

Dokter spesialis anak RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Rizki Aryo Wicaksono, mengatakan ibu hamil yang mengalami ADB turut memengaruhi perkembangan janin. salah satu gangguan kesehatan serius yang dapat terjadi adalah terhambatnya perkembangan otak janin. 

Kekurangan zat besi membuat pasokan oksigen dan nutrisi esensial ke janin terhambat. Padahal, zat besi sangat dibutuhkan sejak trimester pertama untuk pembentukan sistem saraf pusat.

“Jangka panjangnya, karena kekurangan oksigen terus, nanti jadi gagal tumbuh. Organ-organnya tidak mendapatkan oksigen dan akhirnya menjadi gagal tumbuh,” kata Rizki.
 

Baca Juga: 

Waspada, Perempuan Gemuk Lebih Berisiko Tinggi saat Hamil


Pada anak dan balita juga penting memastikan kebutuhan zat besi anak dapat terpenuhi, terutama melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Susu terfortifikasi, misalnya, dapat memenuhi hingga 30 persen kebutuhan zat besi anak. 

Pemberian susu yang difortifikasi zat besi dapat menjadi pilihan praktis, terutama jika asupan makanan padat belum cukup memenuhi kebutuhan harian. Susu terfortifikasi diperkaya dengan zat besi dan nutrisi lainnya, seperti vitamin C mampu membantu penyerapan zat besi. 

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Sukiman Rusli, menyebut zat besi bersama kandungan yang lain pada susu sangat krusial. Utamanya, menjaga fungsi tubuh berjalan dengan baik dan sesuai seperti seharusnya.

“Susu mengandung kalsium, protein, vitamin D, dan zat besi, yang berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh,” ujar Sukiman.

Ketua Pengurus Daerah Muhammadyah (PDM) Kota Jakarta Utara ini menyebut susu tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, namun juga semua kelompok usia, termasuk orang tua. Kandungan kalsium, protein, dan zat besi dalam susu mendukung kesehatan tulang, fungsi otot, dan stamina, yang esensial bagi orang tua.

“Tidak hanya yang muda saja, tapi yang tua juga perlu susu,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)