Ilustrasi farmasi. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 15 July 2025 22:45
Jakarta: PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), perusahaan biofarmasi nasional yang berfokus pada pengembangan produk untuk penyakit metabolik dan kronis, menandatangani perjanjian kerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) untuk pelaksanaan penelitian klinis terapi Diabetes Melitus Tipe 2.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Etana dalam menghadirkan inovasi berbasis bioteknologi yang berdampak nyata bagi kesehatan masyarakat sekaligus mendukung kemandirian industri farmasi nasional. Produk terapi yang diteliti berbasis teknologi mutakhir dan ditujukan untuk menjawab tantangan penanganan penyakit kronis yang prevalensinya terus meningkat di Indonesia.
"Kami meyakini penelitian klinis produk GLP-1 dalam pengobatan diabetes dan obesitas merupakan salah satu terobosan yang dapat memberikan kontribusi besar, tidak hanya dari sisi klinis, tetapi juga dalam mendukung kemandirian industri farmasi nasional," kata Chief Finance Officer Etan Liauw Tek Kim dikutip dari siaran pers, Selasa, 15 Juli 2025.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan, obat yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan hasil produksi lokal oleh Etana di fasilitas manufakturnya di Indonesia, dan dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga ahli dalam negeri. Selama ini, terapi yang tersedia di pasaran masih didominasi oleh produk impor.
Dari sisi efektivitas dan efisiensi, Etana memastikan bahwa kualitas produknya setara dengan produk impor. Namun yang menjadi keunggulan utama adalah harganya yang jauh lebih terjangkau.
"Target kami adalah membantu masyarakat Indonesia agar terapi ini bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat," tambahnya.
Penelitian dilakukan bersama RSUI sebagai mitra strategis dari kalangan akademik dan layanan kesehatan. Seluruh proses akan mengacu pada kaidah ilmiah, protokol uji klinis, serta etika medis yang berlaku untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi sebelum digunakan secara luas oleh masyarakat.
Baca juga: Trump Berencana Kenakan Tarif 50% Impor Tembaga dan 200% Produk Farmasi |