Mahasiswa Malang Ubah Kotoran Sapi jadi Biogas

Sekelompok mahasiswa mejalankan program Kampung Iklim di Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur/Dok. UMM

Mahasiswa Malang Ubah Kotoran Sapi jadi Biogas

Daviq Umar Al Faruq • 22 August 2025 14:10

Batu: Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar program Kampung Iklim di Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur. Mereka menggabungkan edukasi dengan inovasi teknologi hijau untuk membantu warga beradaptasi sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim.

Program ini dijalankan sejak Juli 2025 oleh 15 mahasiswa lintas program studi yang tergabung dalam tim PPK Ormawa 2025.  Fokus utamanya adalah memanfaatkan limbah ternak sapi yang melimpah di desa tersebut. Limbah yang biasanya hanya dibuang, kini diolah menjadi biogas dan produk ramah lingkungan lainnya.

“Awalnya fokus kami adalah untuk membenahi atau meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan juga dampaknya. Karena di situ banyak kotoran sapi yang dibuang begitu saja dan mengandung gas metana yang akan berpengaruh pada perubahan iklim. Jadi ini sebagai upaya kami untuk mengadaptasi dan juga mitigasi terhadap perubahan iklim di desa tersebut,” ujar Nur Fatihatus, salah satu anggota kelompok, Jumat, 22 Agustus 2025.

Baca: 

Mahasiswa UMM merancang tiga inovasi unggulan. Pertama, biodigester, yakni instalasi sederhana yang mengubah limbah ternak menjadi biogas untuk kebutuhan energi rumah tangga. Kedua, pemanfaatan residu biogas untuk menghasilkan pupuk organik cair (POC) yang lebih ramah lingkungan. Ketiga, pembuatan pakan silase dari bahan lokal yang mudah diolah oleh peternak.

“Sebenarnya produk unggulan kami itu ada tiga, tadi yang pertama itu Biogas atau Biodigester, kemudian dari Biogas itu Biosurinya kami jadikan POC atau Pupuk Organik Cair. Kemudian yang ketiga itu pembuatan pakan silase,” jelas Nur.

Inovasi itu mulai dirasakan manfaatnya. Beberapa rumah warga telah menggunakan biodigester, sementara pupuk organik cair produksi mahasiswa sudah diterapkan pada lahan pertanian setempat. Program ini sekaligus memperkuat visi UMM sebagai kampus yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Tak hanya kerja keras mahasiswa, dukungan kampus juga menjadi faktor penting keberhasilan. Mulai dari perencanaan, pendampingan dosen, hingga bantuan administratif, semuanya berjalan beriringan.

“Pihak kampus tentunya sangat sportif. Misalnya dukungan ormawa dan dosen yang membantu mulai dari perencanaan hingga pendampingan,” pungkas Nur.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)