Presiden Prabowo Subianto saat bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Foto: BPMI Setpres
Willy Haryono • 15 October 2025 15:54
Jakarta: Indonesia di bawah Sugiono tetap menjadikan ASEAN sebagai pusat gravitasi politik luar negeri. Prinsip ASEAN centrality dijaga sebagai fondasi stabilitas kawasan.
Prinsip itu juga yang memperkuat Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menandai fase baru politik luar negeri Indonesia.
Dalam isu Myanmar, Indonesia berperan aktif mendorong dialog damai sesuai Five-Point Consensus, tanpa mengisolasi pihak manapun. Di Laut China Selatan, Sugiono memperkuat diplomasi maritim agar ASEAN tidak terbelah oleh rivalitas besar antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Diplomasi Indonesia menegaskan bahwa kawasan Indo-Pasifik harus dikelola secara damai, terbuka, dan inklusif. Inisiatif ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) terus diperkuat melalui kerja sama ekonomi hijau, konektivitas digital, dan keamanan maritim.
Menlu Sugiono juga aktif menginisiasi ASEAN Humanitarian Task Force untuk membantu korban konflik dan bencana di kawasan, memperlihatkan keseimbangan antara diplomasi strategis dan solidaritas kemanusiaan.
Selain itu, Indonesia secara konsisten mengambil posisi moral yang jelas dalam isu Palestina. Menlu Sugiono mewakili Presiden Prabowo dalam rapat darurat Liga Arab dan OKI di Doha pada September 2025, menyerukan penghentian kekerasan dan mendorong Solusi Dua Negara.
Sikap aktif ini memperkuat reputasi Indonesia sebagai juru damai regional yang konsisten membela hak kemanusiaan dan kedaulatan bangsa-bangsa.