Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 26 February 2025 10:56
Jakarta: Konsisten menerapkan inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup dan inovasi sosial yang berkontribusi menyelesaikan permasalahan kaum rentan di wilayah timur Indonesia, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina kembali meraih penghargaan tertinggi dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penghargaan tersebut diberikan kepada anak perusahaan di bawah Regional Indonesia Timur yakni PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore, PT Pertamina EP Sukowati Field, PT Pertamina EP Donggi Matindok Field, dan JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi. Selain itu, PT Pertamina EP Papua Field juga meraih penghargaan beyond compliance PROPER Hijau.
"Selain berperan mendukung keberlanjutan pasokan energi melalui operasi dan eksplorasi hulu migas, kami berkomitmen untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan dan sosial dalam kerangka ESG (Environmental, Social & Governance)," ucap Direktur Regional Indonesia Timur Muhamad Arifin dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 26 Februari 2025.
"Melalui inovasi di bidang lingkungan dan sosial yang telah kami terapkan, kami berharap dapat menjadi bagian untuk mewujudkan keberlanjutan, termasuk berkontribusi pada agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs)," sambung dia.
Adapun PHE WMO mengimplementasikan inovasi sosial Program Eco-Edu Farming, aplikasi pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna sebagai upaya rehabilitasi lahan kering di Desa Bandangdaja Kecamatan Tanjung Bumi.
Program ini berhasil meningkatkan produktivitas 6,7 hektare lahan kering dan memanfaatkan 95,8 ton limbah ternak untuk pupuk organik, serta lebih dari 6 ton cocopeat per tahun dimanfaatkan untuk membantu penghematan air dengan menggunakan sistem pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna.
Sementara Pertamina EP Sukowati Field melalui Program Prabu Kresna berhasil meningkatkan kapasitas petani Desa Rahayu, Kabupaten Tuban untuk menerapkan Sistem Pertanian Organik metode System of Rice Intensification (SRI), yang merupakan penerapan pertama kali di kabupaten tersebut. Inovasi tersebut bahkan berhasil mendongkrak pendapatan petani gurem menjadi Rp10,2 juta per musim dan penghematan produksi pertanian Rp2,8 juta per ha per musim.
"Kami selalu berupaya melaksanakan operational excellence guna mewujudkan keberlanjutan. Peringkat PROPER EMAS yang kami terima merupakan wujud nyata atas keberhasilan perusahaan melakukan pengelolaan aspek lingkungan hidup dan sosial yang baik," jelas GM Zona 11 Zulfikar Akbar.
Baca juga: Asosiasi Logistik Yakin Danantara Bisa Dorong Kemajuan Infrastruktur |