Harga Minyak Mentah Brent Naik 1,73% Jadi USD66/Barel

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Mentah Brent Naik 1,73% Jadi USD66/Barel

Husen Miftahudin • 7 June 2025 08:32

Houston: Harga minyak mentah dunia naik lebih dari USD1 per barel pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), membukukan kenaikan mingguan pertamanya dalam tiga minggu terakhir.

Ini terjadi setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang menguntungkan dan dimulainya kembali pembicaraan perdagangan antara AS dan Tiongkok, meningkatkan harapan untuk pertumbuhan di dua ekonomi terbesar dunia.

Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 7 Juni 2025, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD66,47 per barel, naik USD1,13, atau 1,73 persen. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD64,58, naik USD1,21 atau 1,91 persen.

Kedua acuan ditutup dengan kenaikan mingguan setelah turun selama dua minggu berturut-turut. Brent naik 2,75 persen minggu ini, sementara WTI diperdagangkan 4,9 persen lebih tinggi.

Laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan tingkat pengangguran tetap stabil di angka 4,2 persen bulan lalu.

Para pemberi kerja menambah 139 ribu pekerjaan, yang dikombinasikan dengan revisi ke bawah terhadap estimasi bulan sebelumnya menunjukkan penurunan permintaan tenaga kerja tetapi tidak ada yang tiba-tiba; sebagai perbandingan, penambahan pekerjaan bulanan rata-rata 160 ribu tahun lalu.

Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, yang sangat diinginkan oleh Presiden Donald Trump, dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak bumi.
 

Baca juga: Meski Ada Kekhawatiran Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Dunia Malah Naik


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Hubungan AS-Tiongkok melunak


Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, mengatakan pembicaraan perdagangan antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump berlangsung atas permintaan Washington pada Kamis.

Trump mengatakan panggilan telepon tersebut telah menghasilkan kesimpulan yang sangat positif, seraya menambahkan AS dalam kondisi yang sangat baik dengan Tiongkok dan kesepakatan perdagangan.

Pasar minyak terus berfluktuasi dengan berita tentang negosiasi tarif dan data yang menunjukkan bagaimana ketidakpastian perdagangan dan dampak pungutan AS mengalir ke dalam ekonomi global.

Pada Sabtu, OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 411 ribu barel per hari (bpd) pada Juli, seperti yang diumumkan sebelumnya.

Kelompok tersebut menolak rekomendasi Arab Saudi untuk kenaikan produksi yang lebih besar, sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk memenangkan kembali pangsa pasar bagi OPEC+.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)