Wakil PM Malaysia Datuk Sri Ahmad Zahid Hamidi penandatanganan LOI dengan Pemprov DKI Jakarta dan Sumbar. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 21 April 2025 13:23
Jakarta: Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Ahmad Zahid Hamidi menyaksikan penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara Universiti Kuala Lumpur (UniKL) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Barat (Sumbar) di Jakarta, Senin 21 April 2025.
Penandatanganan ini menekankan komitmen bersama dalam memperkukuh pendidikan teknikal dan vokasional (TVET) serta merangsang pertumbuhan sosio ekonomi kedua negara. Sekaligus kesepakatan ini mencerminkan dedikasi Malaysia dan Indonesia dalam melahirkan tenaga kerja mahir yang siap menghadapi tantangan global yang menggabungkan kecemerlangan akademik dan nilai budaya ke arah pembangunan mampan.
“LOI UniKL dengan DKI Jakarta berfokus pada pengembangan program TVET di bidang penelitian bersama, mobilitas mahasiswa, hubungan industri, dukungan teknis, dan transfer kredit,” ujar Datuk Seri Ahmad Zahid, di Jakarta, Senin 21 April 2025.
“Inisiatif ini sejalan dengan tujuan Jakarta untuk membangun tenaga kerja terampil dalam pengembangan infrastruktur, perencanaan kota, dan administrasi publik yang sejalan dengan visi Jakarta sebagai pusat ekonomi global,” ucapnya.
Adapun LOI UniKL dengan SUMBAR juga difokuskan pada upaya memperkenalkan program TVET Ulul Albab Hufaz Minangkabau, yang menggabungkan prinsip-prinsip Islam dan warisan budaya Minangkabau dalam pelatihan kejuruan. Prakarsa ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok Hafiz al-Quran dengan keahlian teknis dan keterampilan kewirausahaan, memenuhi kebutuhan industri lokal dan global.
Kedua kolaborasi lima tahun ini diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya akademik dan kemampuan penelitian UniKL, didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan jaringan industri di Indonesia untuk mendorong peningkatan kemampuan kerja melalui program TVET yang selaras dengan kebutuhan industri, memperkuat penelitian dan inovasi dalam pendidikan kejuruan, mempromosikan pelestarian budaya melalui integrasi ke dalam kurikulum, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh tenaga kerja terampil yang cepat beradaptasi dengan keadaan.
Melalui pendekatan ini, UniKL bertujuan untuk menarik 1.000 hingga 1.500 pelamar dari Indonesia setiap tahun, dengan DKI Jakarta dan Sumatera Barat diidentifikasi sebagai zona rekrutmen utama untuk tahap awal. Upaya ini sejalan dengan kebijakan Malaysia dalam mengekspor pendidikan dan mendorong mobilitas akademis regional ASEAN.
“Saya juga melihat inisiatif ini tidak hanya mendukung tujuan pendidikan Malaysia dan Indonesia, tetapi juga membantu membangun tenaga kerja yang lebih kuat, sangat terampil, dan siap menghadapi masa depan. Ini menyoroti peran UniKL sebagai pemimpin regional di bidang TVET dan pentingnya kerja sama internasional dalam memajukan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh ASEAN,” tegas Ahmad Zahid.
Penandatanganan LOI antara Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan EMGS juga mencakup kerja sama strategis dalam mengoordinasikan dan memfasilitasi proses pengiriman mahasiswa sponsor dari Provinsi Sumatera Barat ke lembaga pendidikan tinggi (IPT) di Malaysia. Ruang lingkup kerja sama melibatkan aspek aplikasi visa pelajar, program prakeberangkatan, serta penempatan mahasiswa di universitas yang tepat.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, pada tahun 2024, sebanyak 11.455 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan tinggi di Malaysia. Selain itu, data EMGS juga mencatat adanya peningkatan 28% pendaftaran mahasiswa baru Indonesia ke Malaysia pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023.
LOI ini akan membuka lebih banyak kesempatan bagi IPT Malaysia untuk menerima mahasiswa dari Provinsi Sumatera Barat, sehingga berkontribusi pada peningkatan jumlah mahasiswa internasional yang memilih Malaysia sebagai tujuan pendidikan tinggi. Kerjasama strategis ini juga akan mengangkat hubungan Malaysia dan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, khususnya di bidang pendidikan.
“Saya berharap melalui tiga LOI yang ditandatangani selama kunjungan kerja ke Indonesia ini, kita dapat memperluas mobilitas akademis antara Malaysia dan Indonesia, bahkan mendukung pengembangan sumber daya manusia berketerampilan tinggi yang siap menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0,” tambah Ahmad Zahid.
“Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia akan terus menunjukkan kepemimpinan proaktif dalam mendorong integrasi pendidikan regional, memperkuat jaringan lembaga TVET, dan memberdayakan pemuda ASEAN dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” sebut Ahmad Zahid.
Upaya ini bertujuan untuk membentuk komunitas ASEAN yang kompetitif, terpadu, dan berkelanjutan, sekaligus menjadikan pendidikan sebagai katalisator perdamaian, persatuan, dan kemajuan regional.