Tiongkok Diam-diam Cabut Tarif Balasan untuk Semikonduktor AS

Tiongkok dan Amerika Serikat makin tenggelam dalam perang tarif. Foto: Anadolu

Tiongkok Diam-diam Cabut Tarif Balasan untuk Semikonduktor AS

Fajar Nugraha • 25 April 2025 16:14

Shenzhen: Pemerintah Tiongkok dilaporkan telah mencabut secara diam-diam tarif pembalasan sebesar 125 persen terhadap beberapa semikonduktor buatan Amerika Serikat.

Informasi ini terungkap melalui keterangan tiga agen impor di kawasan teknologi Shenzhen, yang menyatakan bahwa tarif untuk delapan kode sirkuit terpadu kini dibebaskan menjadi nol saat proses bea cukai rutin pada Kamis lalu.

Tidak ada pengumuman resmi dari otoritas bea cukai Tiongkok, meski kebijakan ini berlaku efektif, para importir baru mengetahuinya ketika mengajukan deklarasi.

“Kami hanya mengetahuinya setelah kami mengajukan deklarasi, tanpa melakukan itu, kami tidak akan tahu,” ungkap Chen Shaoling, manajer di Zhengnenliang Supply Chain, dikutip dari CNN Business, Jumat, 25 April 2025.


Indikasi ketergantungan dan manuver tersembunyi

Langkah pencabutan tarif ini sekaligus menegaskan betapa pentingnya pasokan semikonduktor dari AS bagi industri teknologi Tiongkok. Meski Beijing terus memproyeksikan kemampuan otonomi teknologi, nilai impor chip AS tahun lalu mencapai USD11,7 miliar atau senilai Rp197,3 triliun, menunjukkan kekurangan yang tidak mudah diatasi dalam jangka pendek.

Analis Duncan Clark dari BDA menyebut pengecualian tersebut mencerminkan fakta bahwa Tiongkok “tidak memiliki otonomi dalam chip.” Ray Wang menambahkan bahwa keringanan ini memberi “ruang bernapas” bagi perusahaan pembuat chip AS seperti Intel dan Texas Instruments, yang sebelumnya terpukul oleh tarif tinggi.

Kebijakan ini muncul hanya beberapa minggu setelah Tiongkok menaikkan tarif timbal baliknya menjadi 125 persen pada 12 April sebagai respons atas tarif AS yang mencapai 145 persen.

Pengecualian pada semikonduktor menunjukkan upaya Beijing untuk menetralkan dampak perang dagang pada sektor strategis tanpa menurunkan tekanan politik terhadap Washington.

Di tengah ketegangan kedua ekonomi terbesar dunia, pembebasan semikonduktor juga dapat dipandang sebagai sinyal keterbukaan Beijing untuk negosiasi lebih lanjut—meski Republik Rakyat tetap menuntut AS mencabut semua tarif pada Tiongkok sebelum pembicaraan formal dapat dimulai.


(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)