Presiden Suriah Ahmad al Sharaa bertemu Donald Trump di Gedung Putih. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 11 November 2025 06:05
Washington: Presiden Suriah Ahmad al Sharaa mengadakan pertemuan "konstruktif" dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Washington setelah berbulan-bulan persiapan intensif, kata Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al Shaibani.
Pada X, Shaibani mengatakan pada hari Senin bahwa pembicaraan tersebut mencakup "subjek Suriah dalam semua aspeknya," menekankan dukungan untuk persatuan, rekonstruksi, dan penyingkiran hambatan bagi pemulihannya.
Ia menambahkan bahwa "rakyat Suriah selalu berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik."
Al Sharaa meninggalkan Gedung Putih pada Senin setelah hampir dua jam berbincang dengan Presiden AS Donald Trump dan para pejabat senior.
Kunjungan tersebut merupakan yang pertama oleh seorang pemimpin Suriah ke Gedung Putih sejak negara tersebut merdeka hampir 80 tahun yang lalu.
Presiden al-Sharaa meninggalkan Gedung Putih pada hari Senin setelah hampir dua jam berunding dengan Presiden AS Donald Trump dan para pejabat senior.
Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama seorang pemimpin Suriah ke Gedung Putih sejak negara tersebut merdeka hampir 80 tahun yang lalu.
Sharaa dan Trump diperkirakan akan berfokus pada pencabutan sanksi yang dijatuhkan oleh AS selama pemerintahan rezim Assad yang melumpuhkan perekonomian Suriah, upaya untuk secara resmi memasukkan Damaskus ke dalam koalisi anti-ISIS (Daesh), dan potensi perundingan normalisasi dengan Israel – salah satu tujuan yang dinyatakan Trump.
Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pertemuan tersebut.
Pemerintahan Trump telah mengambil serangkaian langkah untuk mengurangi tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Suriah dan pemimpinnya seiring negara tersebut memasuki babak baru dalam sejarahnya setelah lebih dari 13 tahun perang saudara yang brutal, termasuk pencabutan beberapa sanksi.
Trump memulai proses pencabutan sanksi AS terhadap Suriah setelah pertemuan dengan Sharaa pada bulan Mei di Arab Saudi. Setelah pertemuan tersebut, presiden AS menggambarkan mitranya dari Suriah sebagai "pria muda, menarik, tangguh, dengan masa lalu yang kuat," menandakan perubahan dramatis dari permusuhan selama puluhan tahun yang telah mewarnai hubungan AS-Suriah di bawah pemerintahan Assad.
Kunjungan Sharaa ke AS adalah yang pertama dilakukan oleh seorang presiden Suriah sejak negara itu merdeka pada tahun 1946.
Utusan Khusus AS untuk Suriah dan Duta Besar untuk Turki, Tom Barrack, mengatakan pekan lalu di Bahrain bahwa Sharaa diperkirakan akan menandatangani dokumen dengan Trump agar Suriah dapat bergabung dengan koalisi anti-ISIS. Belum jelas apakah kesepakatan dicapai secara tertutup.