Putri Purnama Sari • 13 November 2025 13:56
Jakarta: Di jantung Ibu Kota Tiongkok, terdapat sebuah kawasan yang menjadi simbol modernisasi dan inovasi Asia: Beijing Economic-Technological Development Zone, atau yang dikenal dengan E-Town.
Kawasan ini merupakan ekosistem teknologi terpadu tempat lebih dari seribu perusahaan global dan startup masa depan beroperasi. Dari sini, lahir berbagai terobosan di bidang kecerdasan buatan (AI), kendaraan listrik (EV), bioteknologi, hingga industri hijau yang kini menjadi pilar utama transformasi ekonomi dunia.
E-Town, Ekosistem Inovasi dan Kolaborasi
E-Town bukan sekadar kawasan industri modern, tetapi ekosistem inovasi yang menyatukan riset, kebijakan publik, dan pembangunan manusia. Pemerintah Tiongkok menata wilayah ini sebagai contoh nyata bagaimana sinergi antara sektor publik dan swasta dapat melahirkan kemajuan yang berkelanjutan.
Infrastruktur canggih, dukungan kebijakan yang progresif, serta fokus pada riset dan pengembangan membuat E-Town menjadi pusat lahirnya inovasi global. Di sinilah teknologi tidak hanya berkembang pesat, tetapi juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kunjungan Delegasi Partai NasDem: Belajar dari Inovasi Tiongkok
Bagi delegasi
Partai NasDem, kunjungan ke Beijing E-Town menjadi kesempatan penting untuk memahami bagaimana teknologi dapat dikelola dengan visi kebangsaan.
Dari E-Town, NasDem belajar tentang bagaimana digitalisasi dijalankan dengan prinsip kemanusiaan, bagaimana kebijakan publik mendukung inovasi, serta bagaimana kolaborasi antara pemerintah, industri, dan generasi muda menjadi kunci kesuksesan pembangunan teknologi.
Kunjungan ini juga menjadi refleksi bahwa kemajuan teknologi tidak boleh meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Inovasi harus tetap diarahkan untuk menghadirkan kesejahteraan, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi.
Beijing E-Town, Simbol Masa Depan Berkelanjutan
Beijing E-Town memperlihatkan wajah Tiongkok masa kini: maju, terintegrasi, dan berkomitmen pada masa depan yang berkelanjutan. Kawasan ini menunjukkan bahwa modernisasi bukan hanya soal infrastruktur atau teknologi, tetapi juga tentang visi dan arah kebijakan yang menempatkan manusia di pusat perubahan.
Dari Beijing, NasDem memahami pentingnya inovasi yang humanis karena teknologi bukan hanya mendorong kemajuan, tetapi juga memberi makna bagi kehidupan manusia.