Ilustrasi halving bitcoin. Foto: Deltec Bank dari sumber bisnismuda.id
Jakarta: Dalam dunia investasi kripto, Halving Bitcoin adalah salah satu peristiwa paling dinantikan yang berdampak signifikan terhadap harga dan pasokan BTC. Berikut penjelasan lengkapnya dilansir dari laman Indodax dan Pintu.
Halving adalah pemotongan separuh hadiah atau block reward yang diterima penambang setelah memvalidasi blok transaksi baru. Proses ini dilakukan setiap 210 ribu blok yang ditambang, atau sekitar setiap empat tahun sekali.
Tujuan halving sendiri adalah untuk menjaga kelangkaan aset kripto seperti bitcoin, dengan cara membatasi jumlah BTC baru yang dirilis ke dalam sirkulasi. Dengan pasokan yang semakin terbatas, nilai bitcoin diyakini akan terus meningkat seiring waktu.
(Ilustrasi. Foto: dok KBI)
Mekanisme dan sejarah halving
Bitcoin baru memasuki pasar ketika penambang berhasil memvalidasi transaksi dalam satu blok. Setiap transaksi yang dilakukan akan dikelompokkan ke dalam satu blok, yang kemudian divalidasi melalui mekanisme
proof-of-work pemecahan teka-teki matematika kompleks menggunakan daya komputasi tinggi. Setelah validasi berhasil, blok tersebut ditambahkan ke blockchain dan penambang menerima imbalan berupa biaya transaksi dan sejumlah BTC baru.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2009,
bitcoin telah mengalami empat kali
halving. Pada awalnya, hadiah bagi penambang mencapai 50 BTC per blok. Kemudian berkurang menjadi 25 BTC, lalu 12,5 BTC pada 2016, menjadi 6,25 BTC pada 2020, dan pada
halving keempat di 2024, penambang hanya menerima 3,125 BTC untuk setiap blok yang berhasil ditambang.
Halving menjadi bagian dari sistem deflasi bitcoin yang dirancang oleh penciptanya, Satoshi Nakamoto. Dengan jumlah total pasokan bitcoin yang dibatasi hanya 21 juta koin, mekanisme
halving ini tidak hanya menciptakan kelangkaan, tetapi juga menjaga kestabilan jangka panjang nilai BTC di pasar.
(Muhammad Adyatma Damardjati)