Teknologi Biomassa Dinilai Solusi Energi Bersih dan Peluang Ekonomi Baru

Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono dalam acara Audiensi dengan PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkit Pacitan. Istimewa

Teknologi Biomassa Dinilai Solusi Energi Bersih dan Peluang Ekonomi Baru

Arga Sumantri • 9 August 2025 21:36

Jakarta: Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyoni (Ibas) menilai Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengembangkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Teknologi co-firing biomassa Dinilai bisa jadi solusi pengurangan emisi karbon sekaligus peluang ekonomi baru.

Hal ini disampaikan Ibas dalam acara Audiensi dengan PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkit Pacitan, Jumat, 8 Augustus 2025. 

"Co-firing biomassa adalah langkah nyata menuju energi bersih yang abadi," kata Ibas melalui keterangan tertulis, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Teknologi ini memadukan pembakaran batu bara dengan bahan baku biomassa, seperti limbah pertanian atau sampah terpilah, untuk mengurangi emisi karbon. Penerapan teknologi ini di PLTU dinilai bisa jadi langkah transisi menuju energi bersih.

"Selain mengurangi emisi CO2 secara signifikan, kebijakan ini juga membuka peluang industri baru dan menciptakan lapangan pekerjaan di sektor biomassa," jelas Ibas.
 

Baca: Demokrat: PDIP sebagai Penyeimbang Pemerintah sudah Tepat

Menurut Ibas, Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dalam transisi energi. Sejalan dengan pemikiran Presiden Prabowo Subianto, pemerintah kini tidak hanya fokus pada kemandirian pangan, tetapi juga kemandirian energi.

"Co-firing biomassa menjadi salah satu solusi potensial untuk mewujudkannya," ungkap Ibas.

Legislator Partai Demokrat itu juga menyinggung urgensi pengesahan Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan (RUU-EBT). RUU ini dinilai bisa jadi payung hukum yang kuat untuk mendorong investasi dan mempercepat transisi energi. 

"Targetnya, bauran energi terbarukan nasional mencapai 23 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 30 persen pada 2050. Namun pembahasannya masih alot karena perbedaan kepentingan antara sektor fosil dan energi terbarukan," jelas Ibas.

Ia mengajak seluruh pihak untuk bersinergi, termasuk PLN Pacitan, pemerintah pusat, dan daerah. Hal ini agar Pacitan dapat menjadi percontohan pusat energi terbarukan di Indonesia. 

“Tujuannya sama: menciptakan keberlanjutan dan kesejahteraan lingkungan. Dengan dukungan regulasi, teknologi, dan komitmen bersama, saya yakin Pacitan bisa menjadi role model dalam transisi energi bersih," tegas Ibas.

Perlu kolaborasi lintas sektor

Sementara itu, Senior Manager PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkit Pacitan, Munif, me jelaskan pihaknya melakukan biomassa Co-Firing mulai 2021. Pada 2024, total 184 ribu ton biomassa telah digunakan. 

"Kendala kami ada pada proses bisnis yang bisa mendukung ketersediaan stok biomassa sesuai kebutuhan. Limbah yang dapat digunakan berasal dari pertanian, perkebunan, industri, dan sampah,” jelas Munif.

Bupati Pacitan Indrata Nuraji menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia mengaku akan mendorong pengelolaan limbah sampah di Pacitan agar ke depannya bisa dimanfaatkan untuk biomassa. 

"Dengan begitu, target ketersediaan bahan baku untuk co-firing akan lebih terjamin," kata Indrata Nuraji.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)