Ilustrasi menabung untuk dana darurat. Foto: Istimewa.
Jakarta: Dana darurat adalah elemen krusial yang perlu dimiliki oleh setiap generasi, termasuk Generasi Z (Gen Z). Namun, kenyataan menunjukkan banyak individu Gen Z masih menemui kesulitan untuk menyisihkan dana bagi keperluan masa depan atau dana darurat.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank of America, sekitar 56 persen Gen Z mengaku tidak memiliki cukup dana darurat untuk memenuhi kebutuhan mereka selama tiga bulan.
Dilansir dari laman Ruang Menyala, Minggu, 23 Maret 2025, tingginya gaya hidup juga menjadi suatu hambatan bagi Gen Z. Sekitar 53 persen dari mereka mengakui bahwa gaya hidup yang mahal menghalangi kesuksesan dalam hal finansial.
Selain itu, faktor lain yang turut mempengaruhi adalah kondisi ekonomi yang kurang mendukung, seperti gaji yang diterima oleh lulusan baru yang ternyata 10 persen lebih rendah dibanding generasi sebelumnya pada situasi serupa.
Pentingnya dana darurat
Dana darurat merujuk pada sejumlah uang yang disiapkan untuk menghadapi keadaan tak terduga yang membutuhkan pengeluaran mendadak. Memiliki dana darurat sangat penting karena memberikan kestabilan finansial serta keamanan dalam berbagai kemungkinan.
Berikut sejumlah alasan mengapa memiliki dana darurat itu penting:
1. Menghadapi kebutuhan tak terduga
Kehidupan sering menghadirkan kejutan yang tidak selalu menyenangkan, seperti kerusakan mobil, perbaikan rumah, atau kebutuhan medis mendesak. Dana darurat memberikan kemampuan untuk menutupi pengeluaran tersebut tanpa harus berutang atau mengorbankan kebutuhan lainnya.
2. Menghindari utang
Tanpa adanya dana darurat, banyak orang beralih ke penggunaan kartu kredit atau pinjaman yang memiliki bunga tinggi. Ini dapat berujung pada beban utang yang berat dalam jangka panjang. Dana darurat berfungsi untuk menghindari utang berbunga tinggi dan menjaga kesehatan keuangan.
3. Keamanan finansial
Dana darurat berfungsi sebagai penyangga secara finansial di saat-saat sulit, contohnya saat kehilangan pekerjaan atau menghadapi kondisi kesehatan yang serius. Dana ini menyediakan bantalan untuk menutupi biaya hidup selama beberapa bulan sampai mendapatkan pekerjaan baru.
(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
Tips menyiapkan dana darurat untuk Gen Z
Bagi Gen Z, membentuk dana darurat mungkin terasa sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Berikut adalah beberapa saran yang bisa diterapkan:
1. Tentukan jumlah yang diperlukan
Idealnya, dana darurat seharusnya mencakup antara 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan. Hitunglah biaya hidup selama sebulan, kemudian kalikan dengan 6 atau 12 untuk mendapatkan angka ideal dana darurat.
2. Mulai dengan jumlah kecil
Menabung untuk dana darurat bisa dimulai dengan jumlah kecil, misalnya Rp500 ribu atau Rp1 juta setiap bulan. Secara bertahap, tingkatkan jumlah tersebut sejalan dengan kemampuan finansial.
3. Gunakan fitur autodebet
Manfaatkan fitur autodebet untuk secara otomatis memindahkan sejumlah uang dari rekening gaji ke rekening tabungan setiap bulan. Ini membantu menjaga keteraturan menabung dan mengurangi dorongan untuk menggunakan uang tersebut.
4. Prioritaskan pengeluaran
Utamakan biaya kebutuhan dasar dan hindari pembelian yang impulsif. Sisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat sebelum menggunakan uang untuk hal-hal yang kurang penting.
5. Cari sumber pendapatan tambahan
Manfaatkan fleksibilitas untuk menemukan sumber pendapatan tambahan seperti pekerjaan paruh waktu, pekerjaan freelance, atau usaha kecil. Pendapatan tambahan ini dapat mempercepat proses pembentukan
dana darurat.
Membentuk dana darurat merupakan langkah penting untuk mencapai kestabilan finansial, terlebih lagi bagi Gen Z yang dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi dan gaya hidup yang mahal.
Dengan memulai dari langkah-langkah kecil dan disiplin dalam menabung, Gen Z dapat mengembangkan dana darurat yang memadai untuk menghadapi berbagai situasi tak terduga.
(Avifa Aulya Utami Dinata)