ilustrasi medcom.id
Media Indonesia • 2 January 2024 12:45
Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan penyebab gempa bumi sebanyak empat kali yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat, disebabkan oleh patahan atau sesar Cileunyi Tanjung Sari aktif. Di mana patahan Cileunyi tanjungsari tersebut berjenis mendatar mengiri.
Hal itu dari hasil koordinasi dan mitigasi Kepala Badan Geologi dan tim tanggap darurat yang datang kelokasi gempa bumi di Sumedang, Jawa Barat. Diketahui penyebab gempa pertama 31 Desember 2023 dan terakhir pada 1 Januari 2024 pukul 20.46 wib di Sumedang berkekuatan 4,8 magnitudo dan 4,5 magnitudo disebabkan aktiviasi oleh patahan atau sesar Cileunyi Tanjung Sari.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan patahan Cileunyi Tanjung Sari sendiri berjenis patahan sinestral atau mendatar mengiri. Dan merupakan patahan lama yang telah dipublikasi sejak 2020.
Dampak dari gempa ini sendiri, berakibat terhadap kerusakan bangunan yang telah tua dan berada di daerah yang terjal dengan kontur tanah yang rentan terhadap gempa. Untuk itu PVMBG sendiri menghimbau warga yang berada di zona merah,untuk membangun rumah yang sesuai dengan aturan PVMBG agar tahan gempa.
"Dampak kerusakan dan diinfokan gempa susulan tidak terlalu berdampak, memang dari patahan yang diselidiki arah retakannya sesuia dengan patahan ini," kata Hendra.
Sesar atau patahan Cileunyi tanjung sendiri tidak menggangu sesar lainnya. Kemungkinan terjadi gempa bisa kembali terjadi namun akan mengalami penurunan.