Keluarga dari korban kecelakaan pesawat Jeju Air memberikan doa. Foto: Yonhap
Fajar Nugraha • 2 January 2025 13:55
Seoul: Polisi Korea Selatan (Korsel) pada 2 Januari menggerebek Bandara Internasional Muan. Ini adalah tempat pesawat penumpang Jeju Air jatuh dan terbakar pada 29 Desember 2024.
Sebelumnya pada hari itu, penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengatakan bahwa tindakan segera harus diambil jika pemeriksaan khusus terhadap semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan di Negeri Gingseng.
“Pihak berwenang harus menemukan masalah apa pun saat pihak berwenang meningkatkan penyelidikan atas kecelakaan udara mematikan pada 29 Desember,” tegas Choi, kepada Yonhap, yang dikutip The Straits Times, Kamis 2 Januari 2025.
“Konversi data dari perekam suara kokpit Jeju Air 7C2216 ke berkas audio harus diselesaikan pada 3 Januari,” perintah Choi dalam rapat manajemen bencana, yang dapat memberikan informasi penting tentang menit-menit terakhir penerbangan yang ditakdirkan itu.
Seluruh 175 penumpang dan empat dari enam awak pesawat tewas pada 29 Desember ketika pesawat Jeju Air mendarat darurat di Bandara Internasional Muan di barat daya negara itu dan menghantam tanggul tanah dan beton, lalu terbakar.
Dua awak pesawat, yang berada di dekat ekor Boeing 737-800, selamat.
"Karena ada kekhawatiran besar dari masyarakat tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan itu, kementerian transportasi dan organisasi terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan," kata Choi.
Komentar Choi di awal pertemuan disampaikan oleh kantornya.
Pertanyaan oleh para ahli keselamatan udara tentang apa yang menyebabkan ledakan mematikan itu difokuskan pada tanggul yang dirancang untuk menopang peralatan navigasi yang menurut mereka mungkin dibangun terlalu dekat dengan ujung landasan pacu.
Perekam data penerbangan pesawat, yang mengalami beberapa kerusakan, sedang dibawa ke Amerika Serikat untuk dianalisis bekerja sama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).
Para investigator dari NTSB, Badan Penerbangan dan Antariksa AS, dan pembuat pesawat, Boeing, berada di Korea Selatan untuk membantu menyelidiki bencana udara terburuk di negara tersebut.
Choi meminta agar semua pihak tidak mengabaikan upaya untuk membantu keluarga korban saat jenazah korban telah diserahkan kepada mereka. Ia juga meminta polisi untuk mengambil tindakan terhadap siapa pun yang mengunggah pesan "jahat" dan berita palsu di media sosial terkait bencana tersebut.