Morgan Stanley Sarankan Saham Defensif untuk Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

Wall Street. Foto: Unsplash.

Morgan Stanley Sarankan Saham Defensif untuk Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

Arif Wicaksono • 8 May 2024 18:19

New York: Investor harus meningkatkan investasi di sektor saham defensif seperti kebutuhan pokok konsumen dan utilitas karena data terbaru mengirimkan sinyal beragam mengenai perekonomian.

Analis yang dipimpin oleh CIO Morgan Stanley Michael Wilson mengatakan dalam sebuah catatan data makroekonomi baru-baru ini telah mengisyaratkan skenario soft landing dan no landing, dan semua perhatian kini tertuju pada laporan inflasi yang akan datang pada 15 Mei.
 

baca juga:

Saham-saham AS Menguat Tiga Sesi Berturut-turut


Dia menuturkan Indeks Harga Konsumen (IHK) April pada 15 Mei adalah peristiwa makro penting berikutnya dalam hal menginformasikan jalur kebijakan moneter.

"Seperti biasa, reaksi harga setelah rilis ini mungkin lebih penting daripada data itu sendiri mengingat betapa berpengaruhnya aksi harga terhadap sentimen investor di tengah ketidakpastian makro," tegas dia  dilansir Business Insider, Rabu, 8 Mei 2024.

Wilson menyoroti data yang lebih kuat dari perkiraan dari Indeks Biaya Ketenagakerjaan dan subkomponen harga dari indeks manufaktur dan jasa ISM, sementara nonfarm payrolls, indeks kepercayaan konsumen The Conference Board, dan angka utama ISM jauh dari ekspektasi.

Berdasarkan alasan ini, Wilson menyarankan untuk memilih saham-saham dengan siklus yang kuat dalam skenario tanpa pendaratan dan saham pertumbuhan premium dalam skenario soft landing.

“Kita bahkan mungkin ingin mempertimbangkan untuk menambahkan sedikit eksposur ke sektor-sektor defensif seperti utilitas dan kebutuhan pokok, jika ukuran aktivitas bisnis semakin melambat,” tambah Wilson.

Investor hadapi situasi makroekonomi

Wilson menemukan banyak perusahaan semakin fokus dalam memberikan nilai kepada pelanggan untuk menghadapi penurunan belanja konsumen.

"Kami lebih memilih staples dibandingkan discretionary dalam konteks ini dan dalam lingkungan siklus selanjutnya saat ini. Hal ini juga memberikan lebih banyak pertahanan terhadap portofolio sebagai lindung nilai di tengah data makro yang tidak pasti,” kata dia..

Pertemuan Federal Reserve (The Fed) minggu lalu juga mengirimkan sinyal yang bertentangan. Ketua The Fed Jerome Powell kurang menunjukkan kepastian mengenai waktu penurunan suku bunga awal karena data inflasi baru-baru ini tetapi dengan tegas menolak gagasan langkah selanjutnya adalah kenaikan suku bunga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)