Prospek Ekonomi Tiongkok dan AS Tekan Harga Minyak Dunia

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Prospek Ekonomi Tiongkok dan AS Tekan Harga Minyak Dunia

Arif Wicaksono • 1 June 2024 09:48

Texas: Laju harga minyak dunia melemah pada penutupan perdagangan kemarin. Minyak dunia melemah dari sisi lemahnya ekonomi AS dan Tiongkok.

Dikutip dari Investing.com, Sabtu, 1 Juni 2024, laju minyak dunia acuan WTI melemah 0,94 persen dengan berada pada level USD77,18 per barel. Kemudian minyak dunia acuan Brent melemah 0,62 persen dengan berada pada level USD81,37 per barel.
 

baca juga: 

Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 1%


Tekanan kepada permintaan minyak dunia datang dari data pertumbuhan Produk Domestik Bruto Amerika Serikat (AS) pada kuartal I 2024 yang direvisi turun menjadi 1,3 persen atau lebih rendah dari perhitungan sebelumnya di 1,6 persen. Komponen personal spending berada dibawah ekspetasi dengan mencapai 2 persen.

Aktivitas manufaktur Tiongkok secara tak terduga turun pada Mei, sehingga tetap ada seruan untuk stimulus baru karena krisis properti yang berkepanjangan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini terus membebani kepercayaan dunia usaha, konsumen dan investor.

Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Tongkok resmi turun menjadi 49,5 pada Mei dari 50,4 pada April. Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok mengatakan angka ini di bawah angka 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi dan meleset dari perkiraan analis. dari 50,4.

Angka yang mengecewakan ini menambah serangkaian indikator baru-baru ini yang menunjukkan perekonomian senilai USD18,6 triliun sedang berjuang untuk bangkit kembali, mengikis optimisme yang terlihat sebelumnya setelah data output dan perdagangan lebih baik dari perkiraan.

“Saya pikir data tersebut mencerminkan lemahnya permintaan domestik, sektor perumahan yang terus memburuk dan penjualan ritel yang tidak kuat,” kata Ekonom Senior di Economist Intelligence Unit Xu Tianchen.

sentimen penarik harga minyak dunia 

Dalam jangka panjang, investor bertaruh pada harga minyak yang lebih rendah. Misalnya, kontrak berjangka minyak mentah Brent, patokan internasional, untuk pengiriman Desember 2027 dijual sekitar USD72 per barel, dibandingkan sekitar USD82 untuk pengiriman Juli ini.
 
CEO Black Gold Investors Gary Ross mengatakan meningkatnya jumlah kendaraan yang menggunakan listrik, gas alam, dan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati menjadi alasan investor mungkin menghindari minyak.
 
Analis di Standard Chartered Bank dalam sebuah laporan yang dikirim ke Rigzone.com menuturkan posisi spekulatif telah berubah dari bearish menjadi netral selama 15 minggu pertama tahun ini, dengan pembelian bersih di seluruh kontrak utama Brent dan WTI rata-rata mencapai 2,8 juta barel per hari perdagangan (mb/td).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)