Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemenlu RI, Sidharto Suryodipuro (dua kiri) hadir dalam acara CIFP di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu, 30 November 2024. (Medcom.id)
Willy Haryono • 1 December 2024 06:55
Jakarta: Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto R. Suryodipuro, menekankan pentingnya kolaborasi ASEAN-Jepang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau. Hal ini disampaikan Sidharto dalam sesi In Search of the Big Harvest: Unlocking ASEAN's Growth Potential through Partnerships di Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu, 30 November 2024..
Sidharto menyebut perayaan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang pada 2023 menjadi pijakan bagi fase baru kemitraan ini.
"Kini, ASEAN dan Jepang tidak lagi berada dalam hubungan donor-penerima, melainkan sebagai mitra setara dengan fokus pada visi bersama, yaitu ASEAN-Japan Economic Co-Creation Vision,” ujarnya.
Dalam paparannya, Sidharto menggarisbawahi peran penting teknologi hijau dan kecerdasan buatan (AI) sebagai pendorong inovasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Ia juga menekankan perlunya investasi pada generasi muda ASEAN untuk memastikan mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja di era teknologi.
"Transformasi menuju ekonomi hijau tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang mempersiapkan tenaga kerja yang kreatif dan multidisiplin. ASEAN memiliki potensi besar dalam hal ini, dan Jepang adalah mitra yang tepat untuk mewujudkannya," jelasnya.
Sidharto juga menyoroti pentingnya sinergi antara budaya dan teknologi sebagai keunggulan kompetitif dalam kerja sama ini. "ASEAN memiliki kekayaan budaya yang dapat digabungkan dengan keahlian teknologi Jepang untuk menciptakan inovasi unik di pasar global," tutupnya.
Melalui kolaborasi erat di berbagai sektor, Sidharto optimistis kemitraan ASEAN-Jepang dapat menjadi motor penggerak stabilitas dan kemakmuran di kawasan. (Antariska)
Baca juga: Mitra Setara, ASEAN-Jepang Didorong Tingkatkan Kerja Sama Kreatif