Suriah Buka Kembali Sekolah untuk Kali Pertama Sejak Tumbangnya Assad

Sekolah-sekolah di Suriah dibuka kembali pada Minggu, 15 Desember 2024. (bne IntelliNews)

Suriah Buka Kembali Sekolah untuk Kali Pertama Sejak Tumbangnya Assad

Willy Haryono • 15 December 2024 19:57

Damaskus: Sekolah-sekolah di Suriah kembali dibuka pada Minggu, 15 Desember 2024, untuk pertama kalinya sejak pasukan oposisi menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, lapor surat kabar Al Watan.

Para siswa kembali ke fasilitas sekolah yang sebagian besar masih utuh di Damaskus dan kota-kota lain tempat para administrator sekolah mengawasi pengibaran bendera Suriah baru.

"Dimulainya kembali kegiatan sekolah di kota Hama setelah dibebaskan dari rezim kriminal," lapor jaringan Al-Sham pada hari Minggu ini.

"Semuanya baik-baik saja. Kami sudah diperlengkapi dengan baik. Kami bekerja selama beberapa hari untuk memastikan para siswa kembali dengan selamat," lapor Nasser Irish RTE.

Langkah untuk membuka kembali sekolah dipandang sebagai bagian dari apa yang disebut "Pemerintah Keselamatan," yang dipimpin Ahmad al-Sharaa, yang juga dikenal sebagai Abu Mohammad al-Jolani, yang mencoba memulihkan Suriah ke fungsi normal.

Ini termasuk meminta semua pekerja pemerintah untuk kembali ke meja mereka. Selama perang saudara, anak-anak Suriah menghadapi tantangan berat, termasuk terpapar kekerasan, pengungsian, dan perampasan kebutuhan dasar.

Laporan PBB tahun 2023 menyoroti bahwa anak-anak di Suriah terus menderita di tengah konflik yang berlangsung selama lebih dari sebelas tahun, dengan peningkatan pelanggaran berat dibandingkan periode sebelumnya.

Siswa bernama Salah al-Din Diab optimistis tentang perubahan di negaranya: "Saya dulu melewati ruas jalan sambil merasa takut akan direkrut menjadi tentara. Saya dulu takut ketika mencapai pos pemeriksaan," katanya.

Pasukan pimpinan kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah membebaskan ribuan tahanan dari fasilitas yang terkenal dengan penyiksaan dan kondisi yang tidak manusiawi di Suriah. Di antara mereka yang dibebaskan adalah perempuan dan anak-anak yang telah ditahan di bawah rezim Assad.

Setelah pembebasan para tahanan, laporan dari fasilitas seperti penjara Saydnaya, yang dikenal sebagai "rumah pemotongan manusia," mengungkapkan tingkat kekejaman yang dilakukan terhadap tahanan, termasuk anak di bawah umur, yang banyak di antaranya dipenjara bersama ibu mereka.

Baca juga:  PBB: Tumbangnya Assad Tak Boleh Dijadikan Kesempatan Serang Suriah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)