AS dan Indonesia  Komitmen Jaga Situs Kapal Perang yang Tenggelam di Selat Sunda

Diskusi menyoroti situs-situs yang memiliki kaitannya dengan Perang Dunia II. Foto: Metrotvnews.com

AS dan Indonesia Komitmen Jaga Situs Kapal Perang yang Tenggelam di Selat Sunda

Medcom • 21 August 2024 14:37

Jakarta: Untuk mempertahankan situs-situs bawah laut yang memiliki nilai sejarah tinggi, diadakan diskusi penting oleh Dr. Jennifer McKinnon, seorang ahli arkeologi maritim terkenal.

Dalam perbincangan ini menyoroti situs-situs yang memiliki kaitannya dengan Perang Dunia II salah satunya kapal perang Amerika Serikat (AS) yang tenggelam di Selat Sunda.

Melalui penelitian yang dilakukan oleh Dr McKinnon mencakup eksplorasi situs-situs terkait Perang Dunia II termasuk Pasifik, Australia, dan Eropa yang memiliki tujuan untuk memahami sejarah dan arkeologi, serta meneruskan strategi efektif untuk masa depan.

“Saya meneliti di situs-situs bawah air yang terkait dengan Perang Dunia II di berbagai lokasi, termasuk Pasifik, Australia, dan Eropa. Penelitian saya mencakup sejarah dan arkeologi situs-situs tersebut, serta taktik dan strategi pertempuran yang terjadi di sana,” ujar McKinnon dalam keterangannya di At America, Selasa 20 Agustus 2024.

Selain itu, dalam diskusi ini akan membuka peluang untuk kolaborasi antara Indonesia dan AS dengan tujuan menghidupkan kembali diskusi tentang pelestarian USS Houston karena akan menerapkan sebagai situs lindung dalam zona konservasi laut.

“Jadi ada diskusi bolak-balik dan Anda tahu, bagian dari kunjungan saya ke sini dan Anda tahu, saya terlibat dalam pembicaraan tentang penelitian saya dan beberapa strategi pengelolaan yang telah digunakan di seluruh Pasifik untuk melestarikan Perang Dunia Kedua. Untuk Anda ketahui, terus membicarakan hal tersebut dan juga berpotensi melakukan kolaborasi apa pun dalam penelitian atau desain dalam pengelolaan dan pelestarian,” ungkap McKinnon.

Nantinya, kolaborasi yang dilakukan akan melibatkan kementerian di Indonesia termasuk Kementerian Pendidikan, Perikanan, dan Pariwisata yang memiliki keterkaitan dalam pelestarian.

“Jadi beberapa kementerian, seperti yang saya pahami, akan mencakup pendidikan, perikanan, dan bahkan mungkin pariwisata. Jadi menurut saya ada banyak kementerian yang akan terlibat dalam pembicaraan ini,” kata McKinnon.

Akan tetapi, masih dilakukannya diskusi dalam mengelola situs USS Houston untuk merumuskan dokumen seperti Memorandum of Understanding (MOU) yang akan mendefinisikan peran di setiap negara dalam melestarikan situs.

“Menurut saya, ada beberapa dokumen yang sedang disusun, salah satunya adalah MOU atau nota kesepahaman terkait perjanjian teknis untuk pengelolaan situs. Dan kedua dokumen tersebut adalah tempat negara-negara tersebut menyusun apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu melestarikan dan mengelola situs tersebut,” ujar McKinnon.


Tantangan pelestarian

Kondisi kapal USS Houston yang masih memperhatikan, dengan ancaman besar seperti penjarahan, kerusakan akibat jaring ikan dan pengambilan artefak. Tetapi kondisi kapal lebih baik dibandingkan dengan kapal seperti HMAS Perth, yang mengalami kerusakan yang lebih parah akibat penjarahan sistematis. 

Dengan adanya diskusi ini Dr. McKinnon dan Kedutaan Besar AS bertujuan untuk menghidupkan kembali upaya perlindungan USS Houston. 

Masa depan warisan bawah laut 

Adanya diskusi ini merupakan langkah awal untuk menuju pelestarian lebih baik dari warisan bawah laut Indonesia, khususnya situs-situs terkait dengan Perang Dunia II. Karena Kedutaan Besar AS dan Indonesia memiliki visi yang sama untuk melindungi situs-situs.

Tetapi tidak hanya sebagai penghormatan sejarah melainkan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Dengan adanya kolaborasi ini, dinantikan USS Houston dan situs-situs bersejarah lainnya di Indonesia dapat terlindungi dengan baik, serta membuka jalan bagi peneliti dan pengembangan peristiwa berbasis sejarah bawah laut di masa depan. (Nithania Septianingsih)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)