BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sentuh 5,5% Tahun Ini

Ilustrasi. Foto: MI

BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Sentuh 5,5% Tahun Ini

Media Indonesia • 31 January 2024 15:35

Jakarta: Bank Indonesia memperkirakan ekonomi nasional pada 2024 dapat tumbuh hingga 5,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan 2023, yaitu lima persen.
 
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan, proyeksi pertumbuhan tersebut didasari pada kinerja ekonomi dalam negeri yang cukup baik.
 
"Kita optimistis pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan peningkatan. Tahun ini kita perkirakan 4,7-5,5 persen dan kalau dilihat angka-angkanya terus mengalami peningkatan, sehingga di medium term dia menuju kepada 5,3 persen-6,1 persen," ujar dia dalam seminar nasional peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 bertema Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional, dilansir Media Indonesia, Rabu, 31 Januari 2024.
 
Proyeksi pertumbuhan itu, kata Aida, dapat dicapai selama stabilitas perekonomian tahun ini dapat dijaga. Risiko-risiko yang dapat muncul, baik dari sisi internal maupun eksternal, juga diyakini dapat dikendalikan sehingga tak memengaruhi ekonomi Indonesia secara signifikan.
 

Baca juga: 

BI: Ekonomi Indonesia Jadi Salah Satu yang Terbaik di Dunia

 
Adapun pada 2023, ekonomi Indonesia diperkirakan mampu tumbuh lima persen. Itu diikuti dengan tingkat inflasi yang rendah dan berada dalam rentang sasaran target BI.
 
Di tahun lalu pula, cadangan devisa Indonesia tercatat USD146,4 miliar dan menjadi salah satu faktor apresiasinya nilai tukar rupiah tahun lalu. 

Modal ekonomi Indonesia

Modal perekonomian yang cukup baik itu mendorong BI optimistis di tahun ini. Salah satu motor pengerek ekonomi di 2024 ialah konsumsi dan investasi. Karenanya, diperlukan upaya semua pihak agar tren pertumbuhan bisa terus terjaga dan meningkat.
 
Namun demikian, Indonesia tetap tak boleh kehilangan kewaspadaan lantaran situasi global diperkirakan masih tak menentu.
 
"Kita masih melihat bagaimana higher for longer. Kedua risiko geopolitik, selain perang, juga tahun ini adalah tahun, kami tidak mengalami gangguan, seperti kita lihat sekarang Tiongkok sedang mengalami masalah sektor perekonomian," jelas dia.
 
(M Ilham Ramadhan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)