Identitas 2 Navy SEAL yang Tewas Diungkap ke Publik, Angkatan Laut AS Berduka

Nathan Gage Ingram, salah satu anggota Navy SEAL AS yang tewas di Laut Merah. (Department of Defense / AP)

Identitas 2 Navy SEAL yang Tewas Diungkap ke Publik, Angkatan Laut AS Berduka

Willy Haryono • 23 January 2024 11:33

Washington: US Navy atau Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengungkap identitas dua anggota Navy SEAL yang dinyatakan meninggal dunia saat menjalankan misi di Laut Merah dalam mencegat kapal pengangkut senjata Iran untuk pemberontak Houthi di Yaman awal bulan ini.

Operator Perang Khusus Angkatan Laut Kelas 1 Christopher J. Chambers, 37, dan Operator Perang Khusus Angkatan Laut Kelas 2 Nathan Gage Ingram, 27, telah dinyatakan meninggal dunia oleh Pusat Komando AS (CENTCOM). Militer AS telah melakukan pencarian selama lebih dari seminggu dan membatalkannya setelah gagal menemukan kedua korban.

Mengutip dari The Daily Beast, Selasa, 23 Januari 2024, kedua pemuda tersebut adalah korban tewas pertama dari AS dalam upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menggagalkan serangan Houthi yang didukung Iran, yang telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak November lalu.

Washington mulai merespons serangan Houthi awal bulan ini dengan berbagai serangan yang bertujuan menghancurkan atau menurunkan kemampuan kelompok tersebut dalam melancarkan serangan di Laut Merah.

Chambers dan Ingram ditugaskan ke unit Perang Khusus Angkatan Laut yang berbasis di Pantai Barat. Chambers mendaftar di Angkatan Laut pada 17 Mei 2012, dan bertugas di unit SEAL di Pantai Barat sejak lulus dari pelatihan di Coronado, California pada 2014.

Ingram mendaftar di Angkatan Laut pada 25 September 2019, dan bertugas di Angkatan Laut yang berbasis di Pantai Barat Unit SEAL sejak lulus pelatihan di Coronado, California di tahun 2021.

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga, teman, dan rekan satu tim Chris dan Gage selama masa yang sangat menantang ini. Mereka adalah pejuang luar biasa dan rekan satu tim yang disayangi serta teman baik bagi banyak orang dalam komunitas Perang Khusus Angkatan Laut," kata Kapten Blake L. Chaney, komandan Grup Perang Khusus Angkatan Laut 1, dalam sebuah pernyataan.

Keduanya merupakan bagian dari operasi yang bertujuan menaiki kapal pengangkut senjata Iran ke Houthi via Laut Arab di lepas pantai Somalia.

Satu korban jatuh atau tergelincir ke laut di tengah gelombang tinggi, menurut The New York Times, sedangkan satu lainnya melompat untuk mencoba menyelamatkannya.

Insiden ini masih dalam penyelidikan.

Pemberontak Houthi

Baca juga:  Hilang 10 Hari di Somalia, Dua Anggota Navy SEAL AS Dinyatakan Tewas

Militer AS berhasil menyita senjata yang diperuntukkan bagi Houthi dalam misi tersebut, menurut CENTCOM. Ini adalah penyitaan pertama senjata Iran yang dipasok ke Houthi sejak mereka memulai serangan tahun lalu.

Operasi tersebut berhasil menyita tenaga penggerak, panduan, dan hulu ledak untuk rudal balistik jarak menengah Houthi dan rudal jelajah anti-kapal, menurut CENTCOM.

Analisis awal menunjukkan bahwa ini adalah senjata yang sama yang digunakan Houthi untuk melakukan serangan terhadap pelaut dalam beberapa pekan terakhir, kata CENTCOM.

"Jelas bahwa Iran terus mengirimkan bantuan mematikan kepada Houthi. Ini adalah contoh lain bagaimana Iran secara aktif menyebarkan ketidakstabilan di seluruh kawasan yang merupakan pelanggaran langsung terhadap Resolusi Keamanan PBB 2216 dan hukum internasional," tutur Jenderal Michael Erik Kurilla dalam sebuah pernyataan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)